Aku masih dengan sejuta harapanku. Aku masih dengan sejuta impianku. Dan kini dengan tegas kukatakan 'aku masih sama seperti yang dulu'. Menapaki liku pernikahan di usia muda, membuatku sangat kewalahan. Apalagi dengan menyandang status ibu baru. Dengan ribuan kesibukan yang tak akan pernah habisnya. Tapi sudahlah, bukan keriwehan yang akan aku tulis disini. Tapi semangatku untuk bisa bangkit kembali. Yup, sudah 2 tahun usia pernikahan kami. Cukup matang atau -mungkin termatangkan pola pikirku dengan terpaan keadaan. Selalu kucari penyemangat kala lelah telah menggelayuti. Ah, aku masih seberuntung mereka. Aku sudah mengalami saat mereka masih menyendiri. Dan aku yakin aku sudah berlari, kala mereka masih menapaki.
Lagi lagi. Aku tentu masih seberuntung mereka. Tanpa kusangka, doaku dikabulkanNya. Dan itu tak pernah terbesit dalam pola pikirku sebelumnya. Kenapa? Saat mereka masih diam menunggu panggilan kerja, aku sudah bekerja dalam rutinitas rumah tangga yang tiada habisnya. Dan tentu, mereka juga akan mengalaminya kala aku sudah bisa menyelesaikan problema sambil menutup mata. Jiaaah, maafkeun. Itu hanya penyemangat diriku kala aku tengah mengalami- atau mungkin sudah melewati perubahan pola hidup pra dan pasca menikah. Tapi bagaimanapun keadaanku, aku sangat bersyukur dengan misteri kehidupan masa depan yang masih menjadi rahasia Allah. Apapun, siapapun, dan bagaimanapun kondisiku- aku adalah kader dakwah. Aku adalah madrasah bagi putra putriku dan aku adalah penyejuk mata bagi suamiku. 20/03/2016 (Eka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar