Aku, aku adalah salah satu dari
puluhan, ratusan atau mungkin ribuan orang egois di muka bumi ini. Bagaimana
tidak, aku selalu saja opportunis - mencari sisi profitable dari setiap kejadian. Hingga pada akhirnya Allah
mempertemukanku dengan orang-orang hebat di Kampus Perjuangan. Kampus Biru,
Universitas Brawijaya.
Allah telah mempertemukanku
dengan sosok-sosok hebat yang rela berkorban apapun. Membangun Sifat itsar (mengutamakan orang lain) dan
mementingan konsep amal jama’i (bekerja
bersama). Pernah suatu saat aku ditanya oleh seorang supervisor asrama tentang pembelajaran berharga yang telah kudapat
dari keluarga “baru”ku disini. Bagaimana tidak kusebut dengan baru ? Aku
mengalami perubahan yang hebat terkait pola hidupku selama di SMA.
Dan tahukah kalian apa yang kudapat dan sampai sekarang terus ku kenang? Yaitu tentang “PENGORBANAN”
Dan tahukah kalian apa yang kudapat dan sampai sekarang terus ku kenang? Yaitu tentang “PENGORBANAN”
Ups, sudah cukup. Aku selalu
hebat dalam memberikan muqodimah dalam setiap tulisanku. Langsung saja ke point yang ingin kutuliskan disini. Aku
akan menceritakan tentang seorang sosok hebat yang kutemukan dalam kampus
biru-ku. Menjadi salah satu bapak pembelajar dalam hidupku. Cita-citanya yang
kuat, kata-katanya yang bijak, sosoknya yang arif, dan banyak hal-hal positif
lainnya membuatku takkan pernah bisa melupakan keberadaannya dalam hidupku.
Beliau yang selalu memberikan wejangan-wejangan hebat dalam setiap
kekanak-kanakanku, beliau yang selalu meluruskan dalam setiap ketidaktepatan
tindakanku dan beliau juga yang memberikan tentang makna kehidupan untuk bersinergi
selalu.
Dedi Cahyadi, kau akan terus menjadi bapak pembelajaran yang akan
ku abadikan melalu tulisan ini. Kalau Indonesia punya Bpk. Moh.Hatta, aku akan
bangga menyampaikan bahwa aku punya engkau. Dan aku bangga pernah menjadi
bagian dari cerita hidupmu di kampus biru. Semoga langkah-langkah keberkahan dariNya terus menyertai
setiap titik perjuangamu. 10/07/2014 (Eka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar