Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Selasa, 12 April 2016

Be A Good Mom (Part 3)

Assalamuallaikum. Masih berkutat kembali dengan aktivitas ibu muda yang so pasti rumah jauh-jauh deh dari kata rapi. Heu heu. :’(
Okais, kali ini bakal ngeshare lagi gimana caranya jadi ibu muda yang super duper. Buat pengingat diri juga ^^. Menikah di usia 21 tahun memang tidak mudah. Dengan pengalaman yang cuma seuprit dan masalah yang bertubi tubi. *Ngalay.
Kalau yang sering aku alamin, masalah tuh jatuhnya karna beda pendapat. Kalau gak gitu pasti karena salah paham. Nah loh, buat yang belum menikah dan siap-siap pengen nikah baiknya tuh ngenalin deh gimana cara komunikasi  pasangan kamu. Tentunya kenalannya kalo udah sah lo yak-bukan lewat jalur merah aka pacaran. Hi hi. :D

Saat saya ngisi seminar, banyak yang nanya gimana cara manajemen waktu saya . Ibu muda dengan status masih mahasiswa dan owner sebuah usaha yang memforsir banget pikiran dan tenaga. Disini saya terus dituntut buat inovasi. Ya iyalah, yang namanya fashion kalau gak always up to date, ya tinggal sai gut bai ajah. Heem, pokoknya sekali lagi saya tekankan.  Kuncinya di ibadah. Kalau  ibadah kita tertata, percaya deh lainnya juga bakal tertata. Pengen hati terus tenang dengan bejibun peran, tilawah per hari minimal se-jus dimainkan. Pengen kegiatan yang lain terkendali aman, sholat di awal waktu harus didisiplinkan. Kalau ada yang nanya “Emang gak susah mbak?”. Kalau boleh jujur, susaaaaah bangeeet. Denger adzan, mau ambil wudhu eh si kecil nangis. Tapi aku inget kata seseorang “Perjalanan terjauh dan terberat bagi seorang lelaki adalah ke masjid”. Nah disitu hati aku bermain. Masak sih aku ga bisa, mereka yang punya keterbatasan aja lo bisa. Cuma, kalau perempuan kan utamanya sholat di rumah. Nah, di masjid itu aku ganti di awal waktu. Percaya deh, kalau kita  ringankan langkah kaki kita menuju Allah insyaAllah Allah juga akan meringankan semua aktivitas kita. Siasatin deh, gimana caranya biar bisa sholat diawal waktu. Semua punya kondisi masing-masing. Cmiiiiwww ^_^
Kalu lagi down, disinilah peran seorang pasangan diperlukan. Satu menjadi penguat bagi yang lain.
Jujur deh, konflik tuh ga pernah absen dari rumah kecil kita. Mulai dari hal kecil gegara salah make sandal sampe hal yang besar berawal dari kecemburuan. Kalau ditulis, heeemm bisa nagabisin rim rim-an kertas. Ho ho. Tapi, kembali lagi pada komunikasi. Soalnya itu jadi kunci. Kalau komunikasi yang dibangun dari awal sudah rapuh termakan ego pribadi, ya siap-siap aja itu bakal merusak fondasi. Aku pernah nemu quote bagus di fb seseorang “The best communication is giving” aka “Komunikasi terbaik adalah memberi”. Jangan sampai kita picik dan berpikir kalau yang bisa memberi cuma orang kaya ajah loh- yang punya segalanya. Daaaaan kemarin baru liat film pendek yang menginspirasi banget. “Being rich, is not about how much you have, but about how much you can give”. Menjadi kaya- bukan berapa banyak yang kamu punya, tapi berapa banyak yang kamu beri (kurleb begitu artinya). So, berikan pasangan kamu sebaik-baik pemberian. Semangat bunda, semoga tetap selalu bisa menebar manfaat buat lainnya. 12/04/2016 (Eka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar