Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Kamis, 30 Oktober 2014

Kehamilan Part 4 - Berhenti Sebentar untuk Berlari Lebih Kencang

Bismillah

Pembaca blog yang setia, senang sekali kembali disini berbagi cerita. Masih terkait peran baruku sebagai calon ibu. Kehamilan ini masih kunikmati dengan kebanggan yang tiada terkira. Meskipun cepat sekali lelah dalam aktivitas, aku berusaha untuk tetap memproduktifkan waktu. Keseharian menjaga toko yang baru saja kami (aku dan suami) rintis Alhamdulillah menjauhkanku pada kesia-siaan mengelola waktu. Ya meskipun aku belum bisa bekerja secara maksimal karena adanya perubahan dalam tubuh ini, adanya kehidupan baru yang sedang tumbuh dalam diri ini. Puji syukur karena Allah masih berkenan mengalirkan rizkiNya kepada keluarga kecil kami. Hal yang terpenting bagi  kami adalah kesehatan dan nikmat iman yang senantiasa Dia berikan.


Kehamilan merupakan masa-masa sulit yang membutuhkan support banyak orang sekitar. Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangkanku meninggalkan Malang - berhenti sebentar dari rutinitas akademik, kerja dan dakwah. InsyaAllah akan terus berjuang untuk senantiasa memperbaiki diri dari hari ke hari disini. Sulit memang, karena harus kembali menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Membuat antisipasi-antisipasi kecil saat harapan tidak sesuai kenyataan. Serta mencari berbagai alternatif dari segala bentuk ketidaksesuaian. Bismillah pasti bisa. Bukankah Allah tidak pernah melihat hasil? Dan kami percaya setiap  proses yang telah kami lakukan tidak akan pernah sia-sia. Fight :). 30/10/2014 (Eka)

Selasa, 28 Oktober 2014

Progress- Part 1

Assalamuallaikum semua ;)

Semoga limpahan rahmat terus Allah berikan untuk kita. Sekarang sedang membiasakan diri untuk rajin nulis blog. Meskipun gak penting-penting banget. Tapi tak apalah. Berawal dari yang biasa semoga bisa sedikit demi sedikit menjadi sempurna. Kondisi sekarang masih sulit untuk memproduktifkan diri. Tetapi minimal sudah ada azzam lah. He he ^^

Hari ini kami (aku dan suami) akan membuat kandang kambing. Tidak terlalu besar, minimal cukup untuk 15-20 ekor sebagai awalan. Bismillah, semoga Allah akan senantiasa memberikan keberkahanNya untuk rumah tangga kami. Sebelumnya Bapakku hanya punya kambing sekitar 15 ekor. Itupun yang murni  milik pribadi hanya sekitar 4 ekor. Lainnya paroan. Dan Alhamdulillah, suami diberikan kemampuan untuk bisa mengembangkan, InsyaAllah ^^

Tentang kehamilanku. Aku masih malas-malasan untuk minum vitamin dan susu ibu hamil. Ya, mau gimana lagi. Aku sekarang makan dikit aja cepet kenyang. Cepet laper juga tentunya. He he. :p. Alhamdulillah kondisi debay sehat. Meskipun aku males buat minum susu, minimal aku menjaga asupan nutrisi harianku lho. Buah dan sayur jadi benda wajib makan. Ho ho.

Gerakannya di perut juga udah kerasa banget. Baru duduk bentar, kalau si-debay gak betah pasti perut gerak-gerak sendiri. Jadi ketawa-ketawa sendiri liatnya. Hi hi ^^


Sehat terus ya sayang, kami tunggu kedatanganmu :).  29/10/2014 (Eka)

Senin, 27 Oktober 2014

Kehamilan Part 3 - AnugrahNya

Ingin bercerita tentang suka duka hamil pertama. Kini usia kandunganku berumur 23 minggu. Hampir enam bulan. Udah kerasa banget keberadaanya. Setiap tendangannya yang tiba-tiba mengagetkanku, spontanitas gerakannya yang (selalu) mengingatkanku bahwa kini aku akan menjadi ibu sudah menjadi kerap  frekuensinya.  ^^

Dan sering sekali aku mengabaikannya. Kesibukan telah membuatku lupa. Atau mungkin rasa malas telah mengalahkan cintaku pada calon buah hatiku. Apa kabar kamu disana nak? Tunggu tiga bulan lagi ya sayang. Sebentar lagi kau akan mengenal dunia.^^
Dalam kejumutanku menjalani status menjadi ibu hamil. Aku sangat bersyukur telah diberikan pendamping yang sangat mengerti posisiku. Sedikit banyak konflik telah kami lalui bersama. Dan kutemukan kunci utamanya. Percaya dan terbuka. Tanpa itu, berat bagi kami menjalani bahtera rumah tangga di usia muda.

Dan Allah kembali memberikan beberapa anugrahNya. Kini kami telah mempunyai  tempat tinggal sendiri sambil mengembangkan beberapa usaha yang sudah lama kami inginkan. Untuk awalan, Alhamdulillah kami telah membuka beberapa usaha diantaranya :

  1. Penjualan peralatan listrik
  2. Distributor AKSES (Listrik, Telepon, Internet, TV Kabel, PAM, Pulsa, Cash In-Cash Out, Tiket Kereta Api 2014
  3. Jasa pengetikan-penjilidan,-scan
  4. Jasa design dan cetak undangan
  5. Jus buah sehat
  6. Studio foto kecil-kecilan
  7. PertaMini  
Usaha tersebut kami lakukan tanpa melepas usaha utama kami yaitu perikanan dan budidaya ternak. Tentunya tanpa melupakan amanahku untuk menyelesaikan skripsi. he he :p
Syukur tak pernah henti kami panjatkan atas semua kebesaran yang telah Dia berikan. Mungkin ini caraNya untuk memberikan kemudahan rizki dalam persiapan kelahiran putra pertama kami.

Satu lagi harapanku yang telah lama kutuliskan, kini telah menjadi  nyata. Kami (saya dan suami) telah memberikan Bank Ternak untuk bapak. Semoga dengan cara ini, saya tetap bisa membantu ekonomi keluarga meskipun sudah menikah dan tidak bekerja lagi di instansi. Usaha peternakan kambing yang kurintis kecil-kecilan tahun kemarin, insyaAllah kini sudah mampu mendatangkan pendapatan +Rp 6.000.000/ 3 bulan. Dan bismillah, semoga terus diberikan kemudahan dalam rencana-rencana usaha selanjutnya. :)
  1. Bakso Mizan
  2. Mizan Laundry
  3. Mizanquaponc
  4. Mizan Fishery
  5. Bank Ternak Mizan
  6. Mizan Lele Fickle
  7. Mizan Restaurant
  8. Mizan Wedding Merchandising
  9. Salon Muslimah Mizan
  10. LBB Mizan
  11. Rumah Sayur Mizan (Hydroaerophonic) 28/10/2014 (Eka)

Minggu, 26 Oktober 2014

Ku Temukan Motivasi Kembali

Sudah cukup enam bulan ini aku lalui. Tanpa visi misi. Bagaimana tidak? Belum ada satupun yang kuhasilkan selama ini. Aku terlalu terlena dengan zona nyaman yang kudapatkan. Aku ingin kembali merasakan suasana mengukir prestasi. Bertemu dengan ratusan orang-orang hebat yang mampu membuatku kuat. Meyakini bahwa sesuatu itu selalu ‘mungkin’ atas kehendakNya.

Metamorfosa dari masa lajang menjadi status berpasangan benar-benar membuatku memurtar otak. Pergantian amanah pada usiaku yang masih labil benar-benar membuatku belajar. Dan banyak sekali kutemui kegagalan dalam setiap terpaan. Sejauh ini sungguh aku masih ragu.

1 muharram masih Dia tunjukkan padaku. Itu berarti Dia masih memberikanku kesempatan untuk membuka lembaran baru. Memperbaiki kesalahan diri dan berhenti meratapi. Aku, sungguh ingin benar-benar melebarkan sayap kesuksesan. Dan kini aku masih berjuang untuk kembali merubah pola pikirku. Bukan keadaan yang membuatku lemah, tapi kelemahan yang akan merubah keadaan. Dan hidup itu pilihan. Membiarkan keadaan berubah karena kelemahan atau merubah kelemahan untuk memperbaiki keadaan.

Teringat sosok seorang adik yang sangat tinggi semangatnya. Kenangan selama satu tahun bersamanya telah membuatku banyak belajar. Tentang kesederhanaan, tentang ketaqwaan, tentang keyakinan akan perubahan. Tak ada hal ‘lebih’ yang menonjol darinya. Dia sama seperti manusia biasa pada umumnya. Namun kedisplinannya yang tinggi membuat dia mampu bangkit dari ordinarinya.

Terus? Apa yang bisa disimpulkan. Aku harus menjadi Eka yang dulu. Eka yang selalu menghargai waktu. Eka yang selalu iri terhadap kesuksesan. Eka yang selalu menyempatkan waktunya untuk ber-khalwat denganNya. Eka yang selalu mengontrol amal yauminya. Dan satu hal lagi, jangan pernah menyalahkan kondisi. Tirulah adikmu yang kini sudah menjadi extra-ordinary.

  1.  Selalu menjaga sholat tepat waktu dan berjamaah
  2.  Membiasakan untuk tilawah selepas sholat meskipun lelah
  3. Bangun jam 2 pagi untuk bertemu denganNya
  4.  Selalu memanfaatkan waktu dan iri dengan prestasi teman-temannya
  5. Tak kenal lelah untuk berjuang menggapai prestasi
  6.  Hidup dalam kesederhanaan
  7.  Hemat dan cermat
  8. Enggan untuk meminta tolong dan sedia untuk dimintai tolong
  9.  Disiplin tinggi
  10. Murah senyum    
    Barakallah ya dik Risky Dwi Indriyanti. Terimakasih sudah menjadi salah satu orang yang menginspirasi saat aku membutuhkan kumpulan motivasi.

Dan Bismillah. InsyaAllah aku akan kembali merapikan mimpi-mimpi. Mengawali hari dengan niat yang ikhlas dan disipin tinggi.

Amanah dan target jangka pendek;
  1.  Istri dan calon ibu: Anak lahir normal 2015, rumah dan harta suami terjaga, selalu mendo’akan usaha suami yang kini sedang dirintis, punya rumah sendiri lagi di Kota Madiun (asset untuk anak)
  2. Mahasiswa: Lulus skripsi 2014, S2 2015, Best English speaker, board exchange 2015
  3. Anak: Dik Aziz masuk kuliah kedokteran dan diterima Bidik Misi 2015, usaha kambing bapak lancar- laba minimal 1,5jt/bln, menerima minimal dua hibah untuk pengembangan usaha 2014
  4.  Pebisnis: Terkonsepnya plan pengembangan usaha 2014
  5. Penulis: Aktif menulis blog 2014, buku terbit 2015
  6. Mutarabbi: Aktif lq 2014, aktif dakwah masyarakat 2015
  7. Murabbi: Lq aktif tiap pekan 2014, Tambah binaan. 25/10/2014 (Eka)

Jumat, 24 Oktober 2014

(Belajar) Menyesuaikan part 3

Kebekuan itu kini telah menemukan satu titik.
Titik yang sebenarnya menunjukkan kesamaan kita, kesempurnaan kita.
Satu bersama menggapai ridhoNya.
Dan kini baru benar-benar bisa kupahami - arti penting dari suatu komunikasi.
Membangun peradaban.

Sebenarnya tak sulit bagiku saat dia mau bercerita dulu.
Tentang kesamaan pola pemikiran dalam membangun masyarakat.
Kini aku sudah bisa membangun pola, siap menghadapi realita dan berjalan bersama dengan gugusan ide-ide kecil yang akan kami rubah seketika menjadi suatu menara, ya menara peradaban.

Akan kutemukan tim yang solid disini, bersama menyatukan visi untuk membangun madiun madani.
Telah lama kuingin menyamakan suhu.
Karna telah lama juga aku haus akan suatu rasa perjuangan.
Namun kini, aku sudah bisa membuat map.
Bukan sekedar map biasa.
Map yang berorientasi pada kebahagiaan selamanya, SyurgaNya.

-The End- 24/10/2014 (Eka)

Kamis, 23 Oktober 2014

(Belajar) Menyesuaikan part 2

Sudah terlalu banyak celotehan dari orang tentang diriku. Dan kini cukuplah hanya aku yang berikrar dalam hati bahwa aku akan membuktikannya. Saat jatuh, sakit memang. Dimana orang yang menyalahkan lebih banyak daripada orang yang membantu untuk berdiri. Sebenarnya aku sudah terlalu lelah untuk menggantungkan hidupku kepada orang lain. Meskipun hanya hitungan bulan, terhitung saat aku menuliskan ini. Tetapi kembali lagi, hidup itu pilihan. Dan setiap pilihan pasti selalu ada resiko. Tinggal bagaimana kita menanggapi, melihat dan merasakan segala kemungkinan yang akan terjadi. Jika harus memilih, aku sebenarya bisa memilih jalan lurus untuk mempercepat langkahku menuju tujuan akhir. Namun tidak seperti itu. Meskipun orang lain melihat dan memaknai bahwa aku telah salah memilih jalan, aku akan tetap teguh pada pendirianku. Jalan terjal yang kulalui sekarang dan lika-liku kehidupan yang tidak nyaman dilihat orang - biarlah senyum ini yang akan memolesnya. Hanya komitmen dalam hati yang sanggup kulakukan. Hanya butuh satu hal, yakni pembuktian. Kalau tempaan-tempaan kehidupan keluarga sudah bisa kulalui. Aku pasti juga akan bisa melewati tempaan-tempaan yang terjadi dalam rumah tangga yang telah kurilis dan kupilih jalannya. Sekali lagi kunyatakan, aku tidak berada disitu bukan karena aku tidak mampu, namun karena aku tidak mau. 23/10/2014 (Eka)

Rabu, 22 Oktober 2014

(Belajar) Menyesuaikan part 1

Hari ini aku benar-benar belajar sesuatu.
Tentang makna suatu ketulusan terhadap suatu pencapaian.
Dimana komitmen yang dipertaruhkan.
Pentingnya merawat ucapan untuk menjaga perasaan.
Entahlah, sudah berapa banyak orang yang menjadi korban dari bualan-bualan yang telah kulakukan.
Kepercayaan, dimana itu akan menjadi suatu dampak yang berkelanjutan.
Jika hanya engkau yang menikmati tak apalah.
Namun bagaimana dengan orang sekitarmu yang turut merasakannya.
Sakit memang saat harus mendapatkan cemoohan dari orang atas ketidaksungguhan memberi harapan.
Dan kini rasanya aku sudah sangat lelah terhadap semua harapan.
Terlalu takut untuk menarik keputusan dan menyimpulkan suatu hal.
Belajar, sekali lagi ini adalah pembelajaran untuk mampu mencapai suatu kesempurnaan. 22/10/2014 (Eka)

Selasa, 21 Oktober 2014

Belajar (lagi) Menjadi Pembelajar Kehidupan. -melalui dia-

Tentang kehidupan.

Kita tidak tahu kapan Allah akan memposisikan kita dibawah atau diatas. Semua terlihat sederhana. Sesederhana aku dalam menjalani hidup empat tahun terakhir ini. Allah seolah memberikan aku kebahagiaan yg tiada tara. Setiap permintaan selalu dipenuhiNya. Namun kini, semua berbeda. Sangat berbeda. Bahkan aku takut menebak dimana Allah sedang memposisikanku. Tetapi aku akan selalu berhusnudzan padaNya. Selalu ada maksud dalam setiap kejadian kehidupan.

Aku.

Kini akan belajar kembali menjadi pembelajar kehidupan. Aku seolah melupakan semua konsep yang dulu pernah kupegang. Bahkan aku telah meninggalkannya jauh. Sangat jauh. Konsep ikhlas, konsep qana’ah, konsep ikhtiar, konsep pasrah.

Naif.
Sangat naïf sekali aku.
Teralalu besar obesesiku. Hingga membuat amanahku menjadi abu-abu.
Aku seolah melupakan apa yang disebut pengorbanan. Yang (mungkin) selama empat tahun terakhir telah kulakukan. Kini yang muncul dalam pikiranku (hanya) tentang persaingan. Zona nyaman itu telah membuatku hanyut dalam ketdakpastian, tepatnya ‘manja’ yang kembali tertanam dalam diri ini. Bodohnya, diri ini terlalu angkuh untuk bercerita pada orang. Bagiku curhat sama dengan menunjukkan kelemahan. Dan itu adalah kesombongan terbesarku yang belum mampu kuhapuskan.


Allah, bahkan aku lupa bagaimana cara berdo’a kepadaMu. Aku seolah membuang jauh firmanMu “Berdo’alah kepadaKu Niscaya Aku Kabulkan Do’amu”. Bagiku memohon kepadaMu adalah bentuk suatu penyerahan. Aku memanggilMu saat waktu-waktu tertentu. Piciknya pikiranku saat aku mendekat padaMu dikala aku perlu. Kupikir Kau akan mengabulkan do’aku karna aku jarang meminta padaMu.



Dan Allah, dalam satu tahun ini aku benar-benar belajar banyak hal. Engkau kenalkan aku pada seseoang yang luar biasa. Kau kabulkan doaku saat aku meminta pendamping yang lebih dariku. Ampuni aku karena kesombonganku selama ini.

Kau kembali ajarkan aku melalui pendamping hidupku. Tentang pengorbanannya, tentang keikhlasannya, dan tentang pasrahnya padaMu. Sekali lagi ya Allah, Aku bukanlah orang yang sempurna. Tetap jadikan aku orang yang rendah hati dan selalu memperbiki diri. 21/10/2014 (Eka)

Senin, 20 Oktober 2014

Surat Cinta UntukMu

Allah, aku lelah.
Bahkan mungkin sangat lelah.
Selama ini, senyum itu benar2 kujalani dengan sepenuh hati.
Kucoba tetap meluruskan niat untuk bisa menjaga keridhoanmu.

Allah, salahkah saat aku bertanya.
Sampai kapan aku harus terus berjuang.
Maaf ya allah, aku tidak bermaksud kufur nikmat padaMu.
Justru aku sangat berterimakasih padaMu.
Sedikit demi sedikit mulai kubaca skenario cintaMu.

Aku tahu ya Allah.
Aku paham dan aku sangat merasakan kejelasan arah yg semakin Engkau tinjukkan padaku.
Engkau kenalkan aku dengan orang-orang yang semakin mempermudahku.
Engkau perlihatkan seberkas cahaya sehingga semakin jelas jalan untuk menggapai keinginanku. 

Allah, jadikan hamba orang yang amanah.
Orang yang akan selalu diingat segala bentuk kebaikannya.
Jangan pernah Engkau biarkan lisan dan perbuatan ini terus menyakiti dan mengecewakan orang lain.
Dan jadikanlah hamba orang yang bisa menjaga amanah. 20/10/2014 (Eka)