Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Selasa, 21 Oktober 2014

Belajar (lagi) Menjadi Pembelajar Kehidupan. -melalui dia-

Tentang kehidupan.

Kita tidak tahu kapan Allah akan memposisikan kita dibawah atau diatas. Semua terlihat sederhana. Sesederhana aku dalam menjalani hidup empat tahun terakhir ini. Allah seolah memberikan aku kebahagiaan yg tiada tara. Setiap permintaan selalu dipenuhiNya. Namun kini, semua berbeda. Sangat berbeda. Bahkan aku takut menebak dimana Allah sedang memposisikanku. Tetapi aku akan selalu berhusnudzan padaNya. Selalu ada maksud dalam setiap kejadian kehidupan.

Aku.

Kini akan belajar kembali menjadi pembelajar kehidupan. Aku seolah melupakan semua konsep yang dulu pernah kupegang. Bahkan aku telah meninggalkannya jauh. Sangat jauh. Konsep ikhlas, konsep qana’ah, konsep ikhtiar, konsep pasrah.

Naif.
Sangat naïf sekali aku.
Teralalu besar obesesiku. Hingga membuat amanahku menjadi abu-abu.
Aku seolah melupakan apa yang disebut pengorbanan. Yang (mungkin) selama empat tahun terakhir telah kulakukan. Kini yang muncul dalam pikiranku (hanya) tentang persaingan. Zona nyaman itu telah membuatku hanyut dalam ketdakpastian, tepatnya ‘manja’ yang kembali tertanam dalam diri ini. Bodohnya, diri ini terlalu angkuh untuk bercerita pada orang. Bagiku curhat sama dengan menunjukkan kelemahan. Dan itu adalah kesombongan terbesarku yang belum mampu kuhapuskan.


Allah, bahkan aku lupa bagaimana cara berdo’a kepadaMu. Aku seolah membuang jauh firmanMu “Berdo’alah kepadaKu Niscaya Aku Kabulkan Do’amu”. Bagiku memohon kepadaMu adalah bentuk suatu penyerahan. Aku memanggilMu saat waktu-waktu tertentu. Piciknya pikiranku saat aku mendekat padaMu dikala aku perlu. Kupikir Kau akan mengabulkan do’aku karna aku jarang meminta padaMu.



Dan Allah, dalam satu tahun ini aku benar-benar belajar banyak hal. Engkau kenalkan aku pada seseoang yang luar biasa. Kau kabulkan doaku saat aku meminta pendamping yang lebih dariku. Ampuni aku karena kesombonganku selama ini.

Kau kembali ajarkan aku melalui pendamping hidupku. Tentang pengorbanannya, tentang keikhlasannya, dan tentang pasrahnya padaMu. Sekali lagi ya Allah, Aku bukanlah orang yang sempurna. Tetap jadikan aku orang yang rendah hati dan selalu memperbiki diri. 21/10/2014 (Eka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar