Akselerasi diri sering kali berawal dengan keluar zona nyaman lalu menemukan kenyamanan pada zona yang tidak nyaman lalu keluar lagi, begitu seterusnya. Orientasi #produktif, bukan #prestatif :)
Selasa, 31 Desember 2013
Catatan Kecil untuk Pemimpinku
Di penghujung tahun 2013 saya mencoba menuliskan beberapa kalimat mengenai seseorang. Seseorang yang selama ini membersamai saya di kepengurusan lembaga keilmiahan di Brawijaya. Sosok pemimpin yang mengajarkan saya belajar dan mengerti tentang arti kehidupan. Kedekatan kepada Rabbnya itu menjadi hal yang utama. Mungkin tidak pantas jikalau saya yang menulisnya, karena saya juga manusia biasa yang tak pernah lepas dari kekhilafan. Hanya Allah sebaik-baik penilai. Mata, kaki dan tangan saya banyak sekali melakukan kesalahan. Semoga catatan ini bisa menjadi kado kecil untuknya di akhir kepengurusan kita. ^^
Subhanallah, Allah mempertemukan saya dengan orang hebat ini. Tulisan Ini, tak ada maksud sama sekali. Hanya sebagai ingatan saat saya tua nanti, saat pikiran ini sudah tak mampu berpikir lancar, dan saat daya ingat sudah semakin melemah.
Izzur Rozabi, saya mengenalnya sebagai sosok pemimpin hebat. Pemimpin yang bangga dengan jati diri islamnya. Pemimpin yang dengan berbagai bentuk kesederhanaannya. Sosok pemuda yang kuat menggapai cita-cita dan tangguh memperjuangkan masa depannya. Ini bukan pujian, apalagi pencitraan. Karena sungguh, pujian adalah hal kecil yang menjatuhkan dan sungguh popularitas merupakan senjata ampuh untuk merusak keikhlasan.
Namun darinya, saya belajar banyak hal. Belajar untuk mampu menghargai orang lain, belajar untuk tetap berprasangka baik dengan orang lain, belajar tentang keikhlasan dan belajar tentang bagaimana memperjuangkan kehidupan untuk mencapai masa depan. Terimakasih telah membersamai saya selama satu tahun kepengurusan ini. Menyamakan ritme gerak untuk membesarkan lembaga keilmuan di kampus perjuangan, Brawijaya.
Maaf, saat saya belum bisa menjadi rekan yang baik. Rekan yang mampu mengimbangi gerak antum dan menyamai pola pikir antum. Namun inilah dinamika organisasi. Bagaiamana menyatukan perbedaan untuk melakukan pengelolaan, bagaimana membenturkan kepentingan untuk menuju satu kesamaan, dan bagaimana menyatukan keegoisan untuk mencapai satu tujuan, semoga Allah senantiasa membersamai antum dalam langkah-langkah antum. 31/12/2013 (Eka)
Senja yang tak bersahabat
Terkadang menggoreskan luka
Tak ada yang bisa tahu bagaimana warnanya
Jika itu hanya terkaan
Apalagi dugaan
Tutuplah dengan sang awan
Dia masih punya mega
Yang ratusan orang memujinya
Madiun, 31 Desember 2013
07.25AM
EKA RESTIA
Senin, 23 Desember 2013
23/12/2013
Dear
Diary,
I don’t know what should I write at this moment. Perhaps,
only strength for always improve my self. Make this time productive as
possible. I want as Ust. Rahmad Abdullah like in Sang Murabbi’s film. Someone
who always try to be closer with Allah, always give the best one for Allah.
Never mind, this word flow casually. I’m not
novellis who able to author the story lovely. I’m not also poet who able to
string up the beautiful words. Nevertheless, I want always give motivation for
people around me. Too bored, if you always keep up my diary.
Assuredly, I’m as didn’t have words for be spoken. But, this is my self.
Someone who always try to give usefulness for each other. (Eka)
Bagi yang Merasa Aktivis, Silakan Dikaji
Tahun ini memang berbeda dari tahun kemarin. Selama 3 tahun aku menjabat organisasi, baru kali ini aku merasakan kesulitan dalam membolak-balikkan angka pertanggungjawaban pada proposal. Finally, akhir tahun ini kurasakan hal serupa seperti tahun sebelumnya, namun dengan orang yang berbeda. Beruntunglah Allah menempatkanku bekerja pada Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan kini aku juga menjadi sekertaris kaprodi D3 Perpajakan Vokasi UB. Sehingga bukan menjadi masalah besar bagiku terkait perhitungan pajak dengan permainan angka. Namun mentalku yang seolah terkoyak. Dana organisasi yang harus di-markup. Satu sisi aku harus mengikuti kemauan teman-teman. Disisi lain, hatiku berkata “jangan”. Entahlah, Allah ridho atau tidak. Ini berkah atau musibah, siapa yang akan tahu.
Bagi yang merasa aktivis, silakan dikaji. Misalnya pengajuan proposal pendanaan didanai sebesar sepuluh juta. Pengeluaran hanya terpakai lima juta. Diakhir event/ kepengurusan, uang sepuluh juta tadi harus dipertanggungjawabkan. Cara-cara kurang baikpun dilakukan agar uang sepuluh juta bisa habis, seperti mulai meminta nota kosong berstempel kepada pihak terkait, me-mark up pengeluaran, memalsu tandatangan bermaterai, memecah angka untuk meminimalisir pajak, dan masih banyak cara lagi agar sisa uang tidak dikembalikan kepada pihak yang mendanai. Ternyata, tak hanya satu organisasi yang melakukan ini. Setelah mencoba bercakap, hampir beberapa organisasi melakuakan hal serupa
Aku terlalu takut untuk mengkaji hal ini sebenarnya. Namun seperti biasa, keinginanku menulis lebih kuat dari ketakutanku. Wallahu a’lam. Salam sayang untuk semua pihak yang membersamaiku sampai akhir kepengurusan ini. 23/12/2013 (Eka)
Sabtu, 21 Desember 2013
21/12/2013
Dear Diary,
Today still similar like a usually. The
same flurry with the same result. Like no progress. Actually, this is make me
saturated. I’m someone who like as have 4 human’s characteristics
(sanguinis, koleris, plagmatis, melankolis) can’t depressed like this
continously. Alright, I’m someone who can’t work under pressure and be pursued
by deadline. My mind like art’s people who want inscribe their ink appropriate
with their moody and their desire. But somehow environment as if led me in
order that I’m be able to work under pressure. The surroundings always banging
me on condition where I have to move against direction that I want.
That’s true, I’m be stronger. Strong with empasis of life.
But, Is it wrong if I want to be them? People who always obtain that they want.
I’m not ungreatful. Exactly, this condition make me more sensitive and softer.
I don’t want, if someday Allah really puts me in their position, I’m changed be
someone who has heart hardly and covered by vanity.
I remember when I were speaker in new’s student of
university’s event. I delivered story about pipit’s bird, turtle and coconut
tree. They were friend. Some day, they promised for take a life severally.
After a long time passed, they were reunited in the warm meeting. Pipit
told that she flew go around continent and seen the beautiful clouds. It was
same with turtle, He didn’t want lost. During 5 years, He walked go around
ocean and enjoyed the beautiful island.
How about coconut’s tree? He couldn’t speak anything. How
were he able to speak? He just stayed at here. He was life and die also at
here. He felt unusefullness. However without He realized, start from his bud
until the end of body gives benefit for all. He droped his seed, flowed by
water so that able to spreaded around continent and ocean. And what was
delivered by pipit and turtle?. “At continent and ocean, we always see you,
coconut. You complete the beauty of place where we stay”.
Whereas we know that coconut doesn’t move, impossibility. And we know that, at
present coconut become symbol of scout. And I want, in everywhere I can be
coconut like this story. (Eka)
Jumat, 20 Desember 2013
20/12/2013
Dear Diary,
Friend. How to elucidate the meaning of friend?, Do we regard
friend is someone who always stay when we need?, Give motivation when we down?,
lend their shoulder when we want to cry?, And give congratulatons when we happy?
Friend, I think friend is someone who have same vision that
always spread goodness. Actually, I don’t have friend entirelly. If they
consider that I’m their friend, it’s their right. The important thing for me is
spirit of usefulness and a smile of kindness which always be disposed for all
of people arround. In spite of something that I gotten is cynical of smile
droply. Friend, Even though there is so many dissapointment, it’s very proper.
It’s life.
Truth, don’t affraid if you always hold it all. Enemy, it’s
fixed price that can’t be bargainned. Actually nothing enemy in my dictionary’s
life. They are inspirator who give high effect of surge indirectly for always
fight for favor.
One thing that can’t be deny. Allah is never wrong for give
mandate on shoulder of His slave. "Si A" is seleted as leader, It's
have written in life’s book, Lauh mahfudz. When we doubt, are we questioning
His volition and His choice ? Yes, of course. He is perfectnest and highnest.
It’s so naive, when we felt that our choice is best. As if who are we ?
Astghfirulloh.
Friend, keep them when we in common. But, don’t overly
dependent. Don’t too hopeful with them. It will make you sick, if it's not
suitable with your wish. Be your self, it's better (Eka)
Kamis, 19 Desember 2013
Merubah Tidur Jadi Berkualitas
Oleh sebab itu, hindarkan tidur mubazir alias sia-sia. Akan tetapi kecendrungan hasrat manusia untuk tidur lagi dan lagi sulit diredam. Banyak yang salah kaprah dengan tidur sebagai istirahat. Hendaknya tidur yang notabene dapat melupakan beban masalah sesaat itu berkualitas dan diridhoi-Nya. Rasulullah saw pernah mengajarkan bagaimana tidur yang berkualitas. Tidur berkualitas mengacu pada pola hidup sehat nan islami.
Bagaimana tidur sehat ala Rasulullah? Sebelum tidur biasakan membersihkan diri dengan berwudhu’ dan bersiwak (menggosok gigi). Meskipun cuma tidur, bukan berarti seenak udel saja. Tidurlah dengan pakaian yang pantas, jangan pakaian yang menyiksa raga seperti ketat dan menyesakkan sehingga mengganggu ketentraman tidur. Ada baiknya sebelum tidur untuk membersihkan tempat tidur agar tidur terasa nyaman. Jangan sampai lupa berdo’a dan berdzikir. Dengan berdoa’ dan berzikir Insya Allah terhindar dari mimpi buruk.
Tidurlah dengan posisi tidur miring ke kanan dan menghadap kiblat sebagaimana yang diajarkan nabi, “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Sedangkan tidur bertumpu pada sisi kiri badan berbahaya bagi kesehatan, karena dapat menghimpit posisi jantung akibatnya sirkulasi darah ke otak terganggu. Tidur miring ke posisi kiri mengakibatkan seseorang mengalami mimpi buruk (nightmares). Dan janganlah tidur tertelungkup (tengkurap), Allah sangat murka dengan posisi tidur seperti itu. Sedangkan tidur dengan posisi tertelentang bencana buat tulang belakang. Hal tersebut dapat menekan atau menyesakkan tulang belakang.
Tidur jangan kelewat malam, apalagi begadang mengerjakan hal-hal yang tidak bermanfaat. “Bahwasanya Rasulullah sholallahu ‘allaihi wassalam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Tidak itu saja tidur terlalu malam kurang berdampak buruk pada kesehatan. Dan disunnahkan lagi agar tidur tidak berlawan dengan arah magnet bumi. Sehingga arus magnet bumi mengalir tanpa gangguan. Dan posisi ini disenyalir membawa positif bagi sistem syaraf.
Jika telah mengikuti apa yang dikatakan Rasulullah, niscaya apa yang diharapkan dari tidur berkualitas didapat dan kesehatan pun terjaga. Dan waktu subuh yang penuh berkah pun tidak terlewatkan dengan percuma. 19/12/2013 (Eka)
Rabu, 18 Desember 2013
Bismillah. Pernikahan, Butuh Pertimbangan Lho ^^
Mengikhtiarkan menjadi yang terbaik, untuk mendapatkan yang terbaik. Percayalah, jodoh akan datang tanpa perlu dikejar. “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21]
Ingin berbagi beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat kamu sudah memutuskan untuk menggenapkan separuh agama. Yup, menikah.
- Tata niat, untuk apa menikah. Jangan-jangan cuma emosi sesaat. Merasa sudah siap karena umur? takut kalau tua akan sulit mendapatkan jodoh? menjaga hati karena lingkungan sekitar yang tak terhijabi? atau menjaga diri karena adanya ratusan pasang mata yang mengincar?. Pertimbangkan semua matang-matang. Hal yang terpenting, niatkan karena Allah. Menikah akan meningkatkan ibadah dan muamalah kita. Dari yang awalnya satu menjadi dua. Bersama-sama memperjuankan visi kebaikan yang selama ini dijunjung bersama.
- Pertimbangkan setelah menikah bagaimana visi kebaikan (dakwah) akan berjalan. Rechange your plan. Bagaimana dakwah kamu 5 tahun kedepan (minimal) bersama sang pasangan. Jangan sampai setelah menikah, malah berhenti dari dakwah.
- Pertimbangkan karir dan studimu. Mengakhiri masa lajang tak berarti mengakhiri prestasi. Terutama bagi orang bertipe koleris. Pasti tidak mau terkungkung dalam rumah tangga. Jadi pastikan bahwa strata pendidikan dan pekerjaanmu juga bisa berjalan jauh lebih baik setelah menikah. Jangan lupa izin pasangan lho ya ^^
- Keluarga. Yup, don’t forget it. Saat kamu menikah, kamu adalah hak sepenuhnya buat pasanganmu. So, pikirkan agar kamu bisa tawazun antara keluarga dan pasangan. Selalu luangkan waktu untuk berkunjung ke rumah orang tua dan mertua saat kamu sudah menikah nanti. Banyak dijumpai keluarga tidak harmonis karena kita tidak bisa menyeimbangkan diri.
- Gimana agamamu? Gimana hafalanmu? Hemm, pilih pasangan yang mampu menjaga keimananmu ya. Itu hal vital dalam pernikahan. Jadi, setelah menikah kamu gak bakal futur. Inilah pentingnya mengutamakan memilih pasangan dari segi agama daripada segi yang lainnya (kecakapan, kemapanan, dan keturunan)
- Terakhir, ini pendapat pribadi namun masuk kriteria penting. Pasangan yang “dewasa”. Inilah pentingnya memahami karakter diri. Kamu seperti apa dan butuh orang yang bagaimana. Misalnya, kalau kamu orang yang childst, sangat butuh arahan dan ketegasan dari pasangan untuk menuntun hidup. Jadi pilih calon pasangan yang tegas, lihat aja dari cv-nya. Dia dulu pemimpin kampus apa kagak. He he
- Oya, ini harusnya ditulis diawal. Tapi gak papa-lah. Sudah terlanjur. Cari yang berilmu lho ya. Kepustusan rumah tangga akan menjadi berkah saat pasangan membekali dirinya dengan keilmuan. Semua tidak berdasar pada asumsi dan persepsi. Namun berlandas pada landasan syar’i.
- Kalau hal-hal diatas sudah dipikirkan dengan matang, silakan dikonsep mau dibuat seperti apa walimahnya ^_^
Well, mungkin saya tak pantas menuliskannya. Terlalu naif, karena saya sendiri belum mendapatkan pasangan hidup. Ilmu saya tak lebih dari titik tinta yang digoreskan, namun hobi saya menulis mengalahkan semua. Just for share, ^_^
Terus perbaiki diri, agar mendapatakan pasangan yang baik pula. Jodoh bertemu pada satu titik equilibrium keimanan. Saling mendo’akan ya ^^ 18/12/2013 (Eka)
JAKARTA, 5 CM part 2
Allah, semakin mendekatkanku dengan kota yang menjadi pusat Indonesia. Sekali lagi, aku mencintai Jakarta dengan segala kelebihannya, pun dengan kekurangannya. Sama sekali tak melunturkan semangatku untuk menuntut ilmu kesana. Perjalanan ketiga kualami saat aku dipanggil DIKTI untuk penguatan project Program Hibah Bina Desa DIKTI 2013. Program yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan ini diselenggarakan di Hotel Park Cawang, Jakarta Timur.
Sama sekali tak terbayang kalau project yang aku ajukan lolos didanai. Ya, 32,5 juta bukan dana yang sedikit. Jika memflashback bagaimana aku menyusun project ini, bisa dibilang sebanding-lah antara perjuangan dan apa yang didapatkan. Ini amanah, pasti berat saat harus mempertanggungjawabkannya. Namun, hal terpenting bagiku adalah pembelajaran yang akan kudapatkan nantinya. Bismillah.
Kubaca surat undangan DIKTI yang dikirim ke emailku. Benarlah, aku harus berangkat ke Jakarta. Padahal saat itu aku sedang demam tinggi. H-1 sebelum keberangkatan, pihak kampus memanggilku. Sebagaimana kita tahu, Brawijaya sangat mempertahankan reputasi dan citranya di mata nasional. Aku diminta mempresentasikan project dihadapan pejabat publik UB. Bagaimana mungkin dengan kondisiku yang seperti ini aku bisa maksimal. Kupanggil tim yang membersamaiku dalam pembuatan project. Sedikit bantuan dari mereka untuk membuatkan power point sederhana untuk ditunjukkan kepada orang-orang rektorat. Tentulah, dapat dilihat hasilnya. Presentasiku sama sekali tak dihargai. Aku layaknya kena hujan hujatan dan bom kritikan. Saat itu aku benar-benar down.
Setelah presentasi, kusampaikan kepada tim bahwa aku tak mungkin ke Jakarta dengan kondisiku yang seperti ini. Demamku semakin tinggi, disisi lain presentasi belum tersiapkan secara maksimal. Hal yang paling memberatkan keberangkatanku adalah organisasi yang aku pimpin besok akan mengadakan program kerja besarnya. Aku tak tega meninggalkan adik-adik. Allah, lengkaplah sudah. Aku sudah bertekad untuk tidak berangkat. Namun, tim-ku selalu memberikan motivasi. Pasca presentasi, hingga jam 10 malam aku berdiskusi dengan mereka di hall rektorat. Sampai akhirnya pemimpinku datang untuk menyuruhku pulang karena sudah malam. Power point sama sekali belum tersentuh. Aku hanya bisa menghela nafas dan memegang dahi berulang kali berharap suhu tubuhku turun.
Saat beranjak mau pulang, teman yang kuminta untuk membelikan tiket kereta memberikan kabar bahwa sudah tak ada lagi tiket keberankatan ke jakarta. Hal tersebut semakin memberatkan langkahku untuk bertemu orang-orang hebat disana. Namun, Allah berkehendak lain. Subhanallah, Allah benar-benar ingin mendekatkanku pada kota ini, Jakarta....... -to be continued- 18/12/2013
Selasa, 17 Desember 2013
17/12/2013
Discussing about life in the future. Nothing people know. Aproximation and assumption as it can’t be definite with level of validity. Today, I’m really think about how is my life. Am I able to appoint my family’s standard, increasing the level and making highly regarded with the other.
My younger brothers and sister, sometimes hardly if should be think all
alone. It’s right, I’m pillar of them. The succesfully on my hand. Certainly,
with Him favor. Hardness of my effort decides all of creation in the future.
One by one ordeal as if be difference without knowing when will be end. Egoism
and antusiasm as if no distance from artery. I remind someone’s words. Be
carefull Eka, popularity will damage your sincere [Dedi Cahyadi].
This writing......
This writing is gift for my self. Extra ordinary figure whom Allah
formed to give benefit for all. I don’t know will I be in the future. Sun that
will be shine like I want or darkness that will make fall people arround. I
just take effort, that is always make productivity of my time.
Thankyou Allah, You have made me near with great
people. Really, I’m very proud. Perhaps, sometime I think behind of ordeal that
you give and environment that hard for me, You have the pleasure of make me
same like them, The Great People. Yes, this ordeal is warming up when I was
really succes later.
Allah, I’m really love You. And hopefully, You will accompany me until the
end of time. (Eka)
Selasa, 10 Desember 2013
Boleh Benci Sifatnya, Namun Jangan Benci Orangnya ^^
Jika kita orang baik, tentu kita akan mencoba untuk tidak membenci seseorang meskipun sangat sulit. Menurut saya itu bagus, tapi tidak memberikan solusi. Kita hanya akan membendung rasa tidak suka dan menghilangkannya karena tidak ada hal yang dapat menyalurkan rasa tidak suka itu menjadi hal yang positif. Seakan-akan rasa tidak suka itu tidak ada, tidak pernah terjadi, dan yang paling tidak diharapkan adalah membuat kita kehilangan kepekaan, perasaan, sehingga menjadi kaku, acuh dan hanya bersikap "it's ok, no problem".
Setiap orang sejatinya memiliki sifat yang bermacam-macam. Ada yang baik, ada yang buruk. Salah satu sifat itulah yang sebenarnya tidak kita sukai, bukan orang yang memiliki sifat itu. "Jangan sampai satu sifat jelek dari seseorang, membuat kita membenci orang tersebut secara keseluruhan"
Pernahkah kita mencoba untuk tidak membenci seseorang tetapi kita membenci sifatnya?, yakni membenci sifat-sifat yang tidak kita suka. Nah di bawah ini beberapa hal positif yang coba saya sampaikan jika kita membenci sesorang karena sifatnya, bukan membenci orangnya. :)
- Mengapa kita harus repot-repot membenci dia, lelah-lelah mikirin dia, tetapi dia tidak pernah peduli kalau kita membenci dia? Itu hanya akan membuat kita jengkel sendiri, bete sendiri, lalu apa? kita akan selalu terlihat murung di depan orang-orang, mengumbar aura negatif pada orang-orang baik di dunia nyata bahkan di dunia maya dengan menulis status dan nge-tweet marah-marah, sebal, mengumpat, dan sebagainya.
- Kita dapat menghilangkan sifat itu darinya. Hey, kalau sifat itu dapat muncul dari dirinya, berarti dapat pula hilang dari dirinya kan? Kalau menurut kita sifat dia itu jelek dan perlu dihilangkan, kenapa tidak kita coba membantu dia menghilangkan sifat itu dari dirinya? Membantu menghilangkan ghibah-an orang-orang tentang dirinya! tapi jangan sekali-kali kita menjelek-jelekkan dan membicarakan kejelekkannya di depan umum karena barang siapa mengingatkan saudaranya di tengah-tengah orang banyak maka sesungguhnya ia telah menjelek-jelekkannya.- (http://mifty-away.tripod.com/id43.html) . “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Alloh mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui” (An Nur : 19).
- Kalau kita membenci orang, kita hanya akan selalu dipenuhi pikiran negatif tentang orang tersebut. Kita tak pernah punya pikiran positif terhadapnya. Kita tidak pernah berfikir kalau ternyata orang tersebut mungkin dapat membawa kebaikan pada kita, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan oleh sesama, bukan tidak mungkin bahwa yang kita butuhkan adalah orang yang kita benci sifatnya. Lalu, layakkah kita membenci orang yang ternyata kita butuhkan dan membawa kebaikan pada kita?
- Ini yang tidak kita harapkan terjadi, yaitu ternyata sifat kita berubah menjadi seperti dia (bukan tidak mungkin secara tiba-tiba) kita benci pada seseorang tetapi kita sendiri seperti orang itu, munafik?
- Mencegah sifat yang kita benci masuk ke diri kita. Dengan mengetahui dan mengenali sifat yang kita benci dan tidak kita inginkan, kita dapat mencegah masuknya sifat itu ke dalam diri kita dan selalu menjaga diri kita untuk memiliki sifat yang baik, bukan sifat yang tidak disukai orang-orang.
Jadi, masih mau membenci orang?
Ingat ya, boleh benci sifatnya, namun jangan benci orangnya. ^^
Khoirunnas anfa'uhum linnas(sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain). 10/12/2013 (Eka)
Minggu, 08 Desember 2013
JAKARTA, 5 CM
Sebenarnya ini bukan pertama kali aku jakarta. Ini kelima kalinya aku kesana. Entah kenapa Allah seolah menggariskan jalanNya agar aku lebih bersahabat dengan kota megapolitan ini. Aku sama sekali tak mempedulikan cerita banyak orang tentang Jakarta. Kota yang keras, panas, penuh tantangan dan penuh perjuangan. Semua hanya butuh waktu. Aku hanya butuh membiasakan diri nanti disana. Bukankah dibalik kesuksesan selalu ada pengorbanan?
Perjalanan pertama ke Jakarta kunikmati dengan rekan-rekan yang sekarang berjuang bersamaku di RKIM, yaitu izzur, adwin, mb lowita dan mb vebby. Sebenarnya tujuan kami bukan ke Jakarta. Tetapi ke Bogor. Namun mau tdak mau kami harus meluangkan waktu sebentar untuk transit ke Jakarta karena pesawat keberangkatan dan kepulangan kami harus takeoff dan landing di Jakarta. Kenangan itu akan selalu menjadi catatan spesial dalam sejarah kehidupanku. Bersama 4 jam di Juanda karena pesawat delay, bingung mencari taksi atau travel karena sampai di bandara soekarno hatta pukul satu malam, tidak kebagian wisma sehingga adwin dan izzur harus tidur di masjid kampus IPB sedangkan aku, mb vebby dan mb lowita di wisma ammarilis bogor, terjebak macet karena ada aksi mahasiswa dan kehujanan di terminal menunggu Damri. Kenangan dan perjuangan mencari ilmu dalam simposium nasional kepemudaan itu akan selalu melekat erat dalam ingatanku. Bukankah apa yang kita dapatkan kemarin sebanding dengan kelelahan kita disana? Semangat kawan, kita akan berjumpa kembali dipuncak kesuksesan. ^^
Perjalanan keduaku ke Jakarta terjadi saat aku harus ke Depok, UI mengikuti kompetisi. Disana aku menemui rekan seperjuangan. Ya, dia adalah sahabatku. Namanya Resti. Teringat saat dia menjemputku di stasiun UI, rela menungguku kurang lebih 2 jam karena aku salah bocking tiket pesawat, mengikuti kemauanku yang saat itu ingin sekali naik bis kuning UI, mengajakku jalan-jalan ke mall sekitar margonda padahal kutahu dia sangat lelah karena aktivitas seharian di kampus, menemaniku shopping untuk membeli beberapa kebutuhan akhwat. Dan kenangan pencopetan di angkota yang kita naiki menjadi sensasi tersendiri saat itu. Oh ya, angkota di Jakarta sangat berbeda dengan Malang, kota pendidikanku sekarang ini. Hemmm, disana persaingan angkot ketat. Jadi wajar kalau ugal-ugalan dan sedikit nakal. Resti mungkin sudah terbiasa menghadapi hal seperti itu. Beda denganku, aku benar-benar syok saat itu. Balap angkot, hemmmm keren sih tapi serem juga. Malamnya kita sharing-sharing tentang pernikahan. Ya, rekanku yang satu ini akan segera menikah. Dia mengajariku banyak hal. Menikah muda. Aku juga ingin sebenarnya. Namun, keinginanku tak sekuat keberanianku. Apalagi keluarga sudah mempersiapkannya. Ya, tinggal menunggu tanggal mainnya saja. He he.
Resti, dia menunjukkanku satu rak koleksi bukunya tentang pernikahan. Keren sekali, persiapannya sunggguh matang. Tak seperti aku yang masih terkesan setengah-setengah dalam menggenapkan separuh agama. Hu hu. Tapi tak apalah, Allah sudah mempunyai cara tersendiri untuk men-tarbiyah diriku. Resti sangat baik, meskipun saat itu kusayangkan karena dia tak bisa menemaniku saat detik-detik aku meninggalkan Jakarta. Dia harus menunaikan kewajibannya yang lain. Tak apalah, kebaikan dia meminjamiku uang ATM untuk bocking tiket pesawat sudah cukup. Ya, aku baru sadar bahwa aku sudah tak mempunyai saldo ATM saat itu, hanya uang cash. Padahal tiket pesawat online harus dibayar dengan transfer. Selain itu, dua buku pernikahan yang dia pinjamkan kepadaku sudah lebih dari cukup. Terimakasih Resti,, Semoga Allah segera mempertemukanmu dengan seorang yang mampu menjaga izzahmu.
Perjalanan ketigaku ke jakarta adalah saat DIKTI memanggilku untuk presentasi program, disusul perjalanan keempat terjadi saat aku harus mengikuti orasi keilmiahan di gedung kementrian kehutanan dalam rangkaian acara Dua Dekade Dompet Dhuafa, dan kepergianku kali ini adalah perjalananku ke jakarta yang kelima kalinya. Penuh sensasi. Jangan tanya acara apa, rahasia. Kita lanjutkan di catatan selanjutnya...... -to be continued- 08/12/2013 (Eka)
Minggu, 01 Desember 2013
MILAD FORKIM-21, "Muslim Muda Mendunia"
Good luck buat FORKIM semoga makin mendunia seperti tema yang diangkat “Muslim Muda Mendunia”, Good luck juga buat Kak Nugraha dan Kak Fitroh yang akan mencoba menguji kapasitas pada eksekutif dan legislatif UB. Tak lupa sukses juga buat bang Tere dengan semangat inspirasinya. 01/12/2013 (Eka)