5 cm, tak jauh kok. Karena Setelah ini, “Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,serta mulut yang akan selalu berdoa."
Allah, semakin mendekatkanku dengan kota yang menjadi pusat Indonesia. Sekali lagi, aku mencintai Jakarta dengan segala kelebihannya, pun dengan kekurangannya. Sama sekali tak melunturkan semangatku untuk menuntut ilmu kesana. Perjalanan ketiga kualami saat aku dipanggil DIKTI untuk penguatan project Program Hibah Bina Desa DIKTI 2013. Program yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan ini diselenggarakan di Hotel Park Cawang, Jakarta Timur.
Sama sekali tak terbayang kalau project yang aku ajukan lolos didanai. Ya, 32,5 juta bukan dana yang sedikit. Jika memflashback bagaimana aku menyusun project ini, bisa dibilang sebanding-lah antara perjuangan dan apa yang didapatkan. Ini amanah, pasti berat saat harus mempertanggungjawabkannya. Namun, hal terpenting bagiku adalah pembelajaran yang akan kudapatkan nantinya. Bismillah.
Kubaca surat undangan DIKTI yang dikirim ke emailku. Benarlah, aku harus berangkat ke Jakarta. Padahal saat itu aku sedang demam tinggi. H-1 sebelum keberangkatan, pihak kampus memanggilku. Sebagaimana kita tahu, Brawijaya sangat mempertahankan reputasi dan citranya di mata nasional. Aku diminta mempresentasikan project dihadapan pejabat publik UB. Bagaimana mungkin dengan kondisiku yang seperti ini aku bisa maksimal. Kupanggil tim yang membersamaiku dalam pembuatan project. Sedikit bantuan dari mereka untuk membuatkan power point sederhana untuk ditunjukkan kepada orang-orang rektorat. Tentulah, dapat dilihat hasilnya. Presentasiku sama sekali tak dihargai. Aku layaknya kena hujan hujatan dan bom kritikan. Saat itu aku benar-benar down.
Setelah presentasi, kusampaikan kepada tim bahwa aku tak mungkin ke Jakarta dengan kondisiku yang seperti ini. Demamku semakin tinggi, disisi lain presentasi belum tersiapkan secara maksimal. Hal yang paling memberatkan keberangkatanku adalah organisasi yang aku pimpin besok akan mengadakan program kerja besarnya. Aku tak tega meninggalkan adik-adik. Allah, lengkaplah sudah. Aku sudah bertekad untuk tidak berangkat. Namun, tim-ku selalu memberikan motivasi. Pasca presentasi, hingga jam 10 malam aku berdiskusi dengan mereka di hall rektorat. Sampai akhirnya pemimpinku datang untuk menyuruhku pulang karena sudah malam. Power point sama sekali belum tersentuh. Aku hanya bisa menghela nafas dan memegang dahi berulang kali berharap suhu tubuhku turun.
Saat beranjak mau pulang, teman yang kuminta untuk membelikan tiket kereta memberikan kabar bahwa sudah tak ada lagi tiket keberankatan ke jakarta. Hal tersebut semakin memberatkan langkahku untuk bertemu orang-orang hebat disana. Namun, Allah berkehendak lain. Subhanallah, Allah benar-benar ingin mendekatkanku pada kota ini, Jakarta....... -to be continued- 18/12/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar