Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Rabu, 18 Desember 2013

Bismillah. Pernikahan, Butuh Pertimbangan Lho ^^

Bismillah,
Mengikhtiarkan menjadi yang terbaik, untuk mendapatkan yang terbaik. Percayalah, jodoh akan datang tanpa perlu dikejar.  “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21]

Ingin berbagi beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat kamu sudah memutuskan untuk menggenapkan separuh agama. Yup, menikah.

  1. Tata niat, untuk apa menikah. Jangan-jangan cuma emosi sesaat. Merasa sudah siap karena umur? takut kalau tua akan sulit mendapatkan jodoh? menjaga hati karena lingkungan sekitar yang tak terhijabi? atau menjaga diri karena adanya ratusan pasang mata yang mengincar?. Pertimbangkan semua matang-matang. Hal yang terpenting, niatkan karena Allah. Menikah akan meningkatkan ibadah dan muamalah kita. Dari yang awalnya satu menjadi dua. Bersama-sama memperjuankan visi kebaikan yang selama ini dijunjung bersama.
  2. Pertimbangkan setelah menikah bagaimana visi kebaikan (dakwah) akan berjalan. Rechange your plan. Bagaimana dakwah kamu 5 tahun kedepan (minimal) bersama sang pasangan. Jangan sampai setelah menikah, malah berhenti dari dakwah.
  3. Pertimbangkan karir dan studimu. Mengakhiri masa lajang tak berarti mengakhiri prestasi. Terutama bagi orang bertipe koleris. Pasti tidak mau terkungkung dalam rumah tangga. Jadi pastikan bahwa strata pendidikan dan pekerjaanmu juga bisa berjalan jauh lebih baik setelah menikah. Jangan lupa izin pasangan lho ya ^^
  4. Keluarga. Yup, don’t forget it. Saat kamu menikah, kamu adalah hak sepenuhnya buat pasanganmu. So, pikirkan agar kamu bisa tawazun antara keluarga dan pasangan. Selalu luangkan waktu untuk berkunjung ke rumah orang tua dan mertua saat kamu sudah menikah nanti. Banyak dijumpai keluarga tidak harmonis karena kita tidak bisa menyeimbangkan diri.
  5. Gimana agamamu? Gimana hafalanmu? Hemm, pilih pasangan yang mampu menjaga keimananmu ya. Itu hal vital dalam pernikahan. Jadi, setelah menikah kamu gak bakal futur. Inilah pentingnya mengutamakan memilih pasangan dari segi agama daripada segi yang lainnya (kecakapan, kemapanan, dan keturunan)
  6. Terakhir, ini pendapat pribadi namun masuk kriteria penting. Pasangan yang “dewasa”. Inilah pentingnya memahami karakter diri. Kamu seperti apa dan butuh orang yang bagaimana. Misalnya, kalau kamu orang  yang childst, sangat butuh arahan dan ketegasan dari pasangan untuk menuntun hidup. Jadi pilih calon pasangan yang tegas, lihat aja dari cv-nya. Dia dulu pemimpin kampus apa kagak. He he
  7. Oya, ini harusnya ditulis diawal. Tapi gak papa-lah. Sudah terlanjur. Cari yang berilmu lho ya. Kepustusan rumah tangga akan menjadi berkah saat pasangan membekali dirinya dengan keilmuan. Semua tidak berdasar pada asumsi dan persepsi. Namun berlandas pada landasan syar’i.
  8. Kalau hal-hal diatas sudah dipikirkan dengan matang, silakan dikonsep mau dibuat seperti apa walimahnya ^_^

Well, mungkin saya tak pantas menuliskannya. Terlalu naif, karena saya sendiri belum mendapatkan pasangan hidup. Ilmu saya tak lebih dari titik tinta yang digoreskan, namun hobi saya menulis mengalahkan semua. Just for share,  ^_^
Terus perbaiki diri, agar mendapatakan pasangan yang baik pula. Jodoh bertemu pada satu titik equilibrium keimanan. Saling mendo’akan ya ^^ 18/12/2013 (Eka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar