Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Jumat, 03 Januari 2014

Cahaya Diatas Cahaya

Bismillahirrahmanirrahim

Cahaya diatas cahaya
Mungkin perumpamaan itu takkan bisa
Mengganti seorang sosok berharga
Yang kilauan ribuan permatapun tak sanggup menggantinya
Kerinduan, belaian berpadu dengan keikhlasan
Sutra yang ada
Tak mampu untuk menutup keindahannya
Keindahan yang terbalut dengan ribuan rasa
Namun itu yang menjadi pembeda
Bukti ketulusan cintanya


Entahlah, mengapa aku ingin menuliskannya. Sosok berharga yang aku ingin terus mengenangnya. Sosok yang telah mengangkatku dari pemula menjadi luar biasa.
Ibu, lagi-lagi pertanyaan itu menghampiriku. Apakah aku mampu menggambarkan segala bentuk keindahannya dengan tulisanku-yang aku sendiri tak tahu apakah ini bisa disebut sebagai tulisan. Benarlah, hanya ungkapan perasaan. Perasaan yang masih belum bisa dengan baik menentukan arah. Atau bisa dibilang perasaan yang masih terus mencari kompas sebagai pembimbingnya.

Entahlah, ini benar atau salah. Bahkan untuk melukiskan sosok indahmupun aku masih menunggu momen yang tepat. Momen dimana perasaan bersatu dengan kenyataan. Momen dimana aku benar-benar jatuh dalam keterpurukan.
Lagi-lagi entahlah, aku tak tahu sistem positioning apa yang engkau aplikasikan sehingga otak ini secara otomatis berpadu dengan perasaanmu. Entahlah, manajemen marketing apa yang engkau terapkan sehingga perjuanganmu mampu engkau jual kepadaku dengan harga yang tak ternilai. Dan pada akhirnya engkau berikan cuma-cuma.

Akankah aku disebut sebagai Malin kundang kontemporer? Atau Sangkuriang yang tak tahu balas budi? Bahkan untuk mengucapkan selamat hari  ibu pada tanggal 22 desember kemarin, aku masih malu. Dan untuk mencium keningmu disaat aku pergi menuntut ilmu, aku masih ragu. Teori memang mudah dikata. Semuanya, tak hanya satu ataupun dua. Tak dapat dipungkiri, tingkat kesultan bermula pada level awalan. Setelah itu, sebenarnya akan membentuk suatu pola berangkai yang biasa kita sebut dengan kebiasaan. Namun pada tataran aplikasi? Sama sekali tak ada bukti.

Semoga aku benar-benar bisa memahami segala bentuk ilham yang Dia berikan melalui semua yang ada padamu, ibu. Dan semoga aku benar-benar bisa melihat cahaya diatas cahaya, yang megapun tak sanggup mengitarinya dan mendung tak sanggup menyentuhnya-dari catatanku [hari ibu 22 Desember 2013].  03/01/2014 (Eka) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar