Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Jumat, 05 Desember 2014

Great Wedding Memorial ^^

Seneng banget denger satu per satu orang di sekitar mulai menyusul menggenapkan diennya. Barakallah ya. Dan gak tahu kenapa tiba-tiba ingin sekali menokumentasikan momen-momen berharga itu. Gegaranya sih dapat telpon dari Bapak Pembelajarku di UB. He he ^^
25 Maret 2014, Alhamdulillah Allah juga sudah menggenapkan separuh agamaku. Dan Alhamdulillah di umur pernikahanku yang hari ini genap 8,5 bulan, Allah akan menganugrahi seorang putra (InsyaAllah). ^^
Kenapa catatan ini dibuat reader? Well, he he. Sebagai rekam jejak aja. Sekalian sebagai pengingat bahwa ada beberapa undangan yang belum sempat terpenuhi. InsyaAllah karena udzur syar’i (red: kehamilan). Jadi belum bisa keluar kota jauh-jauh. Doanya ya reader. Semoga dikemudian hari aku bisa memenuhi hajat itu semua. Meskipun terlambat, semoga tidak terlambat di mata Allah. ^^

Kamis, 04 Desember 2014

Kehamilan Part 6 - Family's Mini Plan

Halo Reader. Tentang kehamilanku, Alhamdulillah sejauh ini aku telah melewati masa kehamilan di bulan ke tujuh. Pekan ini usia kandunganku tepat berumur 28 minggu (red: tujuh bulan) mau masuk bulan ke-8. Puji syukur tetap tercurah kepada Allah SWT yang sampai saat ini masih menjaga aku dan calon bayiku. Keluhan sama sekali gak ada. Makan juga enak-enak aja. Teleeer, blaaass gak ngrasain tuuh. Cuma mungkin kalau kecapekan, si debay agak rame gitu gerakannya. Keluhan sakit pinggang yang kemarin, juga berlaku seminggu doang. He he :)  Damaaaiiii gitu rasanya. Dan well, aku sangat menikmati.

Hemmm, kemarin abis USG 4 dimensi.

Selasa, 02 Desember 2014

Abstrak

Apapun,
Saat Tuhan tak berkehendak
Percuma saat diri ini hendak berontak
Dari hati, ku ingin coba berteriak
Mampukah aku kembali membuat jejak

Gemilang,
Seolah hilang saat nyala cahaya  mulai padam
Dan aku masih terus saja menyalahkan keterbatasan
Namun percayalah, aku hanya butuh keyakinan
Harapan untuk menguatkan
Senyuman dalam kerapuhan

Merangkai titik dalam debu
Sesuatu yang sulit, bahkan mungkin tabu
Kepercayaan itu
Akankah mungkin kembali padaku. 03/12/2014 (Eka)

Senin, 01 Desember 2014

Lensa

Menapaki kerasnya kehidupan
Dimana siapapun-apapun takkan sanggup mengartikan
Sejauh ini, hanya kekuatan bertahan yang mampu mengembalikan
Semangat cerah, bening menyegarkan
Entahlah, apakah ini akibat dari tidak terasanya kepekaan
Sehingga terpaan-terpaan terus saja menghantam
Meracuni, merajam
Jiwa-jiwa yang lemah karena tak punya pegangan 

Sekali lagi, ini tentang kehidupan
Yang terbawa arus waktu hingga dalam
Menapak berjalan, mencari arah dalam kehampaan
Tanpa rasa, seolah padam

Aku tiba-tiba menjadi hebat atas jatuhnya perasaan
Sakit, terpental namun tak menyurutkan niat tuk melawan
Tak tahu hal ini akan terus berlanjut sampai kapan
Lagi-lagi otak ini terus berjalan
Tertatih memikirkan
Bentuk kesyukuran atau penyesalan

Yang harusnya bibir kecil ini lontarkan 01/12/2014 (Eka)

Jumat, 28 November 2014

Miss S- Part 1

Skripsi oh skripsi. Tidak semudah yang dibayangkan ternyata. Ya, daripada penat mending curhat. Ho ho ^^
Tau gak sih rasanya ngerjain skrip-skrip yang muaaaanis itu? Saking manisnya sampe pengen muntahin. Hu hu. >_< 
Aku dan perjalananku tentang skripsi. Kita sebut aja miss S ya. Biar gak terlalu mainstream. Fiuuuuhhh 

Jadi ceritanya, aku udah hampir ganti judul lima kali. Parah gak sih gan. Kalau boleh nyombongin diri, aku suka banget nulis karya-karya ilmiah gitu. Tapi gak tau kenapa pas nulis Miss S ini rasanya beda banget. Setannya banyak. So, aku terus cari pembenaran deh kenapa si Miss S ini gak kelar-kelar. Sebenarnya gan, aku tuh udah nyusun pas semester enam dulu. Bahkan dosen udah acc. Kalau gak salah dulu tuh bahas tentang system inovasi di perusahaan monopoli. Gak tau kenapa pengen banget take riset di INKA. Soalnya dulu pas SMK pengen magang di INKA gak keturutan. He he. Akhirnya Cuma di PDAM kota.

Dosen udah ngedukung bingitz. Bahkan, sebelum aku dapet matkul metodologi peenelitan (red: medpen), aku udah pinter duluan gara-gara diprivatin sama dosenku yang kueeeece abis dengan gelar proffesornya. Aku udah mulai jadwalin diri buat intens bimbingan informal ke beliau. PD banget gak sih. Padahal pas waktu itu aku belum ambil program di kartu akademik buat ambil skripsi. Halah gampang pikirku, yang penting jalan dulu.

Daaaan mungkin pas itu lagi semangat-semangatnya, aku tuh sampe udah bikin antisipasi gagal dari A-Z. Bahkan akupun udah bikin surat yang ditujukan ke akademik sebagai permohonan dosen pembimbing. Ya, request gitu. Soalnya dari judul sampai x y z udah sama prof ini dan prof ini. He fiu fu fu. :* :*
Aku juga udah hunting buku ampuh buat selesai skripsi cepet. Tiap hari aku baca. Kholas deh. Bahkan kalau aku disuruh buat resensi tuh buku sekarang. Beres deh dalam 15 menit. Sambil tutup mata malahan. Ho ho.

Parahnya, aku gak tau kenapa berita tentang kabar skripsiku yang 'katanya' udah mau ujian komprehensif tersebar gitu ke teman-teman. Padahal tau gak sih, it’s just informal arrangement. Administrasi belum aku urus. Alur skripsipun cuma baca sekelebat. Dan hebatnya, aku bisa bantu beberapa teman buat cari judul dan ambil porsi bantu di beberapa bagian bab mereka. Bahkan aku tuh sok-sokan nyariin jurnal senior-senior yang belum lulus, nanyain progress tiap hari, dan taraaaa............ siap diperbantukan dalam penelitiannya. Hu hu. Sekarang nangis darah deh liat skripsiku yang timbul tenggelam. :'( 

Well, kenapa aku bisa separah itu? Kita sambung di cerita selanjutya ya reader. Keep fight. Percaya deh, Allah punya rencana terbaik buat kita. To be continued..... ^^

Miss S, Wisuda Juli 2015. PASTI-HARGA MATI. 29/11/2014 (Eka)

Kamis, 27 November 2014

Tips Rumah Tangga Bahagia: Jauhi 8 Sifat Istri yang Dibenci Suami

KUNCI utama rumah tangga bahagia adalah adanya saling cinta dan kasih sayang antara suami dan istri.  Sang suami akan menghargai dan memberikan segenap cinta dan kasih sayang kepada istrinya, jika kaum wanita pun memberikan cinta dan penghargaan kepada suaminya. Demikian pula sebaliknya. 


Agar istri tidak kehilangan rasa cinta dan rasa hormat suaminya, maka seorang istri harus mengetahui dan menjauhi sifat-sifat wanita yang dibenci suami. Di antara sifat-sifat tersebut yang paling menonjol, sebagaimana ditulis Shabah Sa’id dalam bukunya Az-Zaujah Al-Mubdi’ah wa Asrar Al-Jamal, antara lain: 

Mencari Nafas Berbeda

Terjatuh
Embun pagi ini masih tetap sama
Menyapaku dengan seyum khasnya
Dan akupun masih melakukan hal yang sama
Tetap cuek seperti sedia kala
Entahlah, semangat itu seolah tak mau menghinggapi pola pikirku
Aku masih saja terus menyalahkan keadaan
Lelah, penat, dan jumut akan kebosanan.

Aku, seperti ingin menyerah saja
Terlalu picik saat itu menjadi nyata
Waktu dan keadaan mengalahkanku

Entahlah, kepada siapa aku harus bercerita
Tapi sejauh ini aku masih tetap percaya bahwa alam masih menyimpan banyak cerita
Cerita tentang realita

Kebosanan ini terus saja ingin kututupi
Dengan segala bentuk rasa yang memang masih bisa kubentuk
Tekanan ini sudah tak bisa lagi kusebut sebagai tekanan
Menyakitkan namun kadang menimbulkan senyuman
-Selamat tinggal- kuucapkan itu sebagai bentuk harapan
Untuk melepas semua candu sandiwara kehidupan. 28/11/2014 (Eka)

Rabu, 26 November 2014

Progress- Part 2

Assalamuallaikum reader,

Secara fungsional, aku bukanlah mahasiswa lagi. Meskipun aku masih berstatus mahasiswa aktif. Lagi-lagi, berumah tangga tak semudah yang dibayangkan. Akan indah saat semua dijadikan pembelajaran. Sampai kinipun, aku masih setia menjadi "Pembelajar Kehidupan". Banyak sekali kutemui gap karena kenyataan tak sesuai dengan harapan. Namun sekali lagi, aku tak pernah menjadikannya penyesalan. Justru setiap kerikil-kerikil yang kulewati mampu menjadikannya sebagai bentuk kesyukuran. Setiap hari, kuikhtiarkan diriku untuk mencepai suatu penyempurnaan. Penyempurna harian untuk tetap bertahan dan selalu berkembang. Allah kini telah menempaku menjadi lebih dewasa, bukan Eka yang dulu sempat terbuai dengan fatamorgana.

Aku, selalu mencoba merenung akan kondisi yang kini kuhadapi. Kehidupan yang penuh kesibukan kini berubah seratus delapan puluh derajat. Kalau dulu aku dikejar waktu, kini aku seperti mengejar waktu. Mencoba untuk selalu memproduktifkan diri ditengah kehamilan ini. Syukur tak pernah henti kupanjatkan. Sedikit demi sedikit aku mulai bisa menghapus titik jenuh disini - jenuh karena menunggu waktu berputar berganti esok hari. Aku sudah mulai merasakan kembali bahwa dua puluh empat jam sudah tak cukup lagi untuk menjalankan rutinitas harianku. Ya, kuncinya adalah motivasi dari dalam diri sendiri. “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”. Selain itu aku kembali mencoba mendisiplinkan diri, mengatur detik demi detik agar tak ada waktu yang terbuang percuma. Dan yang terakhir, berusaha untuk istiqomah dan selalu mendekatkan diri padaNya. 

Jumat, 21 November 2014

Tips Rumah Tangga Sakinah: Pahami Apa yang Diinginkan Suami dari Istri ^^

KETIKA seorang muslimah memiliki kehendak untuk menikah, maka dia mendambakan seorang ikhwan yang bisa memberi kasih sayang, perhatian, penghargaan, dan kebahagiaan. Setelah yakin bahwa dia akan mendapatkan semua itu dari calon suaminya, dengan langkah pasti dia pun langsung menuju jenjang pernikahan.
Namun, demikian pula dengan suaminya kelak, dia pun menginginkan kebahagiaan dari istrinya. Dan tentunya, kebahagiaan yang didamba pun mesti berdasarkan perspektif syariat. Tak adil rasanya jika Anda banyak menuntut suami untuk menuruti seluruh keinginan Anda, namun Anda mengabaikan keinginannya.

…ada beberapa hal yang diinginkan suami Anda. Jika Anda dapat memenuhinya, maka Anda akan mendapatkan cintanya secara utuh, dan kebahagiaan pun mewarnai hidup rumah tangga…

Kamis, 13 November 2014

Tips Istri Romantis: Menghindari Kejenuhan Berumah Tangga

Apakah kejenuhan mengganggu saat sore yang sedang Anda nikmati dengan suami Anda? Kebersamaan Anda harus terganggu oleh pikiran-pikiran tidak nyaman mengenai pasangan Anda; kehidupan rumah tangga, beban-beban pekerjaan, berlalunya hari, kehadiran anak-anak, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Buntutnya, rutinitas sehari-hari yang melulu diisi pembicaraan serupa di antara Anda berdua, di sela pertengkaran kecil dan keutuhan mereka, ditambah keperluan dan beban rumah, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah hubungan, siklus naik dan turun pasti bisa datang melanda. Hubungan suami-istri dalam pernikahan pun tak luput dari persoalan tersebut. Dan sulitnya, rasa jenuh pun mampu membawa akibat pada lahirnya sebuah perceraian. Kendati demikian, kejenuhan yang bersifat permanen nampaknya mustahil terjadi. Realita empiris membuktikan, suami-istri yang sudah bercerai dengan cara yang paling menyakitkan sekalipun, masih dibalut kerinduan terhadap mantan pasangannya. Maka, antara suami dan istri yang hidup secara wajar berdampingan, kejenuhan seperti itu adalah hal yang mustahil. Yang mungkin adalah munculnya kebosanan terhadap salah satu bentuk perilaku, perlakuan, sikap atau hal-hal lain yang ada pada pasangan.

Minggu, 09 November 2014

Tips Meredam Kemarahan Suami


TAK ada rumah tangga yang sepi dari masalah. Tidak ada suami yang tidak pernah marah dan emosi. Meski demikian, seorang istri yang cerdas tahu bagaimana meredam kemarahan suaminya dengan tenang dan penuh kecintaan. Dengan adanya kemarahan, jangan pernah berpikir bahwa ‘sumber’ cinta di antara keduanya telah mengering dan ‘daun-daun’nya telah rontok berguguran.
Kemarahan barangkali merupakan emosi yang paling buruk yang perlu ditangani. Dari waktu ke waktu, siapa pun pernah mengalami perasaan yang kuat ini. Beberapa penyebab umum kemarahan termasuk frustrasi, sakit hati, kejengkelan, kekecewaan, pelecehan, dan ancaman.

Kemarahan suami bukanlah akhir dunia. It’s not the end of the world, but it’s true that is definitely hurt. Menjaga keberlangsungan cinta tergantung pada seberapa besar saling pengertian di antara pasangan suami-istri (pasutri), kepandaian dan kecerdasan sang istri. Kegagalan untuk mengenal dan memahami kemarahan suami berpotensi menggiring Anda ke berbagai problem rumah tangga.

Berikut ini adalah berbagai momen ketika suami marah, dan tips bagaimana seharusnya Anda sebagai istri bertindak:

1.  Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah mereda kemarahannya; jangan Anda sambut kemarahannya dengan keluhan mengenai anak-anak atau keruwetan dan keprihatinan rumah tangga. Jangan membantah dengan pertanyaan tentang hal yang tidak mengenakkan kecuali jika dia mengutarakannya. Ingatlah sabda Rasulullah SAW, “Siapa saja istri yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya meridhainya, maka dia masuk surga.” (HR. Ibnu Majah).
Setiap kali Anda mengingat hadits tersebut, menyelami dan mempraktikkannya dengan senang dan yakin, Anda akan melihat manfaat yang bakal kembali kepada diri Anda. Pada saat itu Anda akan menikmati rumah tangga bahagia yang jauh dari problematika dan konflik.

…Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah mereda kemarahannya. Jangan membantah dengan pertanyaan tentang hal yang tidak mengenakkan

2.  Ketika Anda melakukan kesalahan dalam suatu pekerjaan, semisal terlambat melaksanakan beberapa tugas domestik karena sibuk berbicara di telepon, dan pada saat itu suami sedang bersama Anda, maka panggillah dia dengan nama yang paling disukainya. Lalu ajukan permintaan maaf dan utarakan alasan keterlambatan Anda menjalankan tugas, sehingga dia merasa bahwa Anda menyadari bahwa tindakan tersebut adalah salah. Bersabarlah dengan ungkapan yang mungkin dilontarkannya kepada Anda. Jika Anda bersabar dan tidak merespons atau mengkritik balik, maka hal demikian telah membuang sebagian kemarahannya. Meminta maaf dapat mendatangkan tawa suami.
Tengoklah bagaimana para istri-istri Rasulullah meminta maaf kepada beliau, meski mereka yang berada dalam posisi marah. Dari Umar bin Khatthab, dia mengatakan, “Kami kaum Quraisy sangat berkuasa terhadap kaum perempuan (istri-istri). Dan ketika kami datang  ke tempat orang-orang Anshar, (kami terkejut) karena mereka adalah kaum yang dikalahkan (toleran) oleh istri-istri mereka, maka mulailah istri-istri kami mengambil (meniru) etika perempuan-perempuan Anshar. Kemudian aku bertengkar dengan istriku kemudian dia kembali (meminta maaf) kepadaku, namun aku tidak ingin dia kembali (minta maaf), maka dia bertanya, “Kenapa engkau tidak senang aku kembali kepada engkau? Demi Allah! Sesungguhnya istri-istri Rasulullah SAW kembali (meminta maaf)  kepada beliau sekalipun salah seorang di antara mereka marah terhadap Rasulullah dari siang sampai malam hari.” (HR. Al-Bukhari)

Sabtu, 08 November 2014

Kehamilan Part 5 - Syukur

Hallo readers. Kembali lagi ke progress ya. Pertama tetep syukur tak henti-hentinya kuberikan kepada sang pencipta hidup atas segala kemudahan yang telah Dia berikan. Terkadang kita melihat hidup itu sulit, bahkan sangat sulit. Sekali lagi readers, kuncinya hanya sabar dan syukur. Terus melihat kebawah, yakinkan pada dirimu kalau kau lebih beruntung dari mereka. Alhamdulillah usia kandunganku kini genap 6 bulan dan pekan ini Alhamdulillah udah masuk bulan ketujuh. Terimakasih buat orang sekitar yang terus memahami terutama suami dan bapak ibu mertua. Kondisi masih stabil. Namun kali ini si debay udah mulai rewel. Gerakannya makin intens. Satu jam bisa sampai delapan kali. Dan keluhan pertamaku saat hamil, taraaaaaaaa…. Sudah mulai bikin aku meneteskan air mata. Sakit pinggang ini bener-bener bikin aku gak nyaman. Apalagi pas gerakan sholat ruku’ dan sujud. Tapi kalau udah dikompres atau dipijet sama abinya, si debay berhenti deh rewelnya. Fu fu fu.
It’s okeelah. Setidaknya sampai habis trimester kedua aku masih merasakan bahagianya menjadi bumil. Upps, sekarangpun masih bahagia kok. He he ^^
Bisnis Alhamdulillah sedikit demi sedikit menemukan titik cerah. Tinggal matengin konsep, eksekusi terus jalan deh. Aku juga udah bisa lebih produktif daripada sebelum nikah dulu. He he ^

Okee readers, itu dulu yak. See you :* 11/09/2014 (Eka)

Rabu, 05 November 2014

17 Jurus Membahagiakan Suami ^^

Salah satu kunci keluarga sakinah adalah adanya cinta dan kasih sayang suami dan istri yang dibangun di atas spirit saling membahagiakan.


Di bawah ini adalah 17 tips bagi istri agar bisa membahagiakan suami. Tips ini merupakan ringkasan dari buku How to Make Your Husband Happy, karya Syaikh Muhammad Abdul Halim Hamid.

1. Sambutan yang manis
  • Sekembalinya suami dari bekerja, dinas luar kota, bepergian, atau kemana pun dia pergi, sambutlah dia dengan baik.
  • Temui dia dengan wajah riang gembira.
  • Bersolek dan pakailah wewangian.
  • Kabarilah dia dengan kabar-kabar baik yang menggembirakan. Tahan diri Anda untuk menyampaikan berita-berita buruk, setidaknya sampai dia telah beristirahat dengan cukup.
  • Berusaha keraslah untuk menyajikan makanan-makanan bermutu, dan sajikanlah selalu tepat waktu.
2. Percantiklah dirimu dan rendahkan suaramu
  • Usahakan agar Anda selalu tampil cantik dan merendahkan suara di hadapannya. Lakukanlah hal itu hanya untuk suami Anda, dan jangan menampakkan kecantikan Anda di hadapan laki-laki yang bukan mahram (laki-laki yang layak untuk engkau nikahi jika engkau belum menikah).
3. Senantiasa tampil mewangi dan selalu cantik
  • Rawatlah dengan baik tubuh dan kebugaran jasmani Anda.
  • Kenakanlah pakaian-pakaian yang menarik dan pakailah parfum yang aromanya disukai suami Anda.
  • Mandilah secara teratur. Apabila telah bersih dari haid, bersihkanlah setiap berkas darah atau bau tak sedap.
  • Gunakanlah jenis parfum, warna-warna, dan pakaian yang disenangi suami Anda.
  • Ubahlah gaya rambut, parfum, dan lainnya dari waktu ke waktu untuk menghindari kejenuhan.
  • Bagaimanapun, semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram.
    ...semua hal di atas harus dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan, dan tentu saja, jangan melakukannya di hadapan laki-laki dan wanita yang bukan mahram...

Senin, 03 November 2014

Hindari Enam Hal yang Bikin Suami Marah

ADA enam kesalahan substansial yang harus diwaspadai istri. Karena jika tidak, maka akan muncul kemarahan atau kekesalan suami, sekalipun mungkin hanya ditahan atau disembunyikan. Ini mengingat, biasanya laki-laki lebih pandai untuk menyembunyikan perasaan. Keenam faktor tersebut sebenarnya hal-hal sepele. Kendati sepele, namun jika dibiarkan berakumulasi, maka berpotensi mengancam keharmonisan hubungan suami-istri.


Seperti dikutip dari buku Haqa`iq Taghfulu ‘Anha Zaujat, Nabil Abdushshamad menulis, keenam jenis kesalahan itu adalah:

1. Menceritakan Hubungan Masa Lalu dengan Orang Lain
Kesalahan terbesar yang dilakukan istri adalah menceritakan kepada suami tentang hubungan yang dulu pernah dijalaninya dengan laki-laki lain. Atau dia menginformasikan kepada suaminya bahwa dia pernah menyimpan rasa cinta kepada laki-laki yang dulu pernah menjadi temannya.
Sejatinya hal tersebut tidak boleh dilakukan si istri, karena seorang suami tidak ingin mendengar istrinya menaruh simpati atau rasa cinta kepada laki-laki lain. Sekalipun laki-laki itu adalah kerabat dekat sang istri. Walau bagaimanapun, suami selalu ingin menjadi pusat perhatian istri sepenuhnya. Sekalipun dia tidak menampik bahwa dia pun pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita sebelum dia menikah dengan istrinya itu. Meski demikian, suami tidak ingin mendengar cerita istrinya tentang hubungannya di masa lalu. Suami hanya ingin istrinya menjadi wanita yang benar-benar ‘baru’ baginya.

Tips Keharmonisan Rumah Tangga

SIAPA PUN yang telah mengikatkan diri dalam tali pernikahan tentunya menginginkan atmosfer rumah tangga yang harmonis. Maka yang harus dipikirkan pertama kali adalah bagaimana melakukan harmonisasi hubungan suami-istri. Menjaga keharmonisan pasangan suami-istri (pasutri) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tapi membutuhkan usaha dan pengorbanan.

Berikut ini adalah sepuluh tips mewujudkan keharmonisan pasutri, sebagaimana ditulis Wafaa‘ Muhammad, dalam kitabnya Kaifa Tushbihina Zaujah Rumansiyyah:

1. Berupaya saling mengenal dan memahami
Perbedaan lingkungan dan kondisi tempat suami atau istri tumbuh sangat berpengaruh dalam pembentukan ragam selera, perilaku, dan sikap yang berlainan pada setiap pihak dari yang lain. Hal itu merupakan kewajiban setiap pasutri untuk memahami keadaan ini dan berusaha mengetahui serta mengenal pihak lain yang menjadi pasangan hidupnya. Mereka juga harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan situasi kehidupan yang mempengaruhi, sehingga dapat maju ke depan dan mewujudkan keharmonisan.

2. Perasaan timbal-balik
Suami dan istri adalah partner dalam satu kehidupan yang direkatkan dalam tali pernikahan; satu ikatan suci yang mempertemukan keduanya. Tak pelak lagi, keduanya harus berbagi suka-duka; membagi kesedihan dan kegembiraan bersama. Keduanya saling berkelindan untuk menyongsong satu cita-cita luhur yaitu mewujudkan tatanan kehidupan berdasarkan aturan Allah dan Rasul-Nya. Untuk memupuk kasih sayang di masing-masing pihak, suami membutuhkan cinta istri, dan istri pun membutuhkan cinta suami.

…Suami dan istri harus berbagi suka-duka, membagi kesedihan dan kegembiraan bersama…

Sabtu, 01 November 2014

13 Gejala Kehambaran Pernikahan

Berapa lamakah kebahagiaan dalam pernikahan bisa dipertahankan?
Jawaban dari pertanyaan ini bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, sisi harapan. Dari sisi ini, tentu diharapkan pernikahan akan memberikan kebahagiaan dalam waktu yang tidak terbatas. Kedua, sisi kenyataan. Dari sisi ini, tidak ada rumus pasti tentang usia kebahagiaan hidup berumah tangga. Ada yang sejak awal menikah sudah menderita. Ada pula yang bisa mempertahankan kebahagiaan hingga usia tua. Namun sebuah survei menunjukkan bahwa kebanyakan pernikahan mulai terasa hambar setelah 3,5 tahun.

Dailymail melaporkan survei yang dilakukan terhadap duaribu pasangan menikah, yang menunjukkan bahwa setelah tiga setengah tahun usia pernikahan, mereka mulai kehilangan kebahagiaan. Penelitian tersebut juga memberikan beberapa tanda atau gejala bahwa pernikahan sudah mulai terasa hambar, di antaranya adalah 13 gejala berikut ini:
1. Lebih memilih tidur daripada bercinta.
2. Tidak pernah lagi berkencan.
3. Lupa mengatakan "Aku mencintaimu."
4. Tidak saling mencium lagi.
5. Tidur di waktu yang tidak bersamaan.
6. Tidak saling memeluk.
7. Memakai pakaian yang tidak menarik di rumah.
8. Suami berasumsi bahwa istri yang akan melakukan semuanya.
9. Istri tidak lagi ingin memakai make up untuk menyenangkan suaminya.
10. Tidak ada ucapan terima kasih di antara mereka berdua.
11. Istri mulai tidak memperhatikan perawatan tubuhnya.
12. Sering berebut acara televisi.
13. Hal-hal kecil mulai sering membuat pasangan bertengkar.
Tigabelas gejala tersebut sesungguhnya lazim dijumpai dalam sebuah pernikahan yang sudah mulai memasuki usia lanjut. 
Namun jika masih di bawah lima tahun pernikahan sudah banyak mengalami gejala-gejala tersebut, artinya datangnya kehambaran hubungan itu terlalu cepat. Pada pasangan yang sudah berusia tua, aktivitas fisik memang sudah akan semakin berkurang. Namun kedalaman hubungan mereka semakin terasa. Hubungan persahabatan yang dewasa, saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, saling tergantung satu dengan yang lainnya, walaupun aktivitas fisik sudah tidak seperti waktu muda lagi. (Ust. Cahyadi Takariawan)

Agar Kritik Orang Tak Buat Sakit Hati Kita ^^


Merespon dan menanggapi kritik bukanlah perkara gampang. Setiap orang pernah mendapat kritik, entah itu yang destruktif atau konstruktif. Namun yang paling sering kita terima adalah kritik yang bisa membuat merah telinga. Kritik pedas yang kadang membangkitkan emosi.
Seseorang ketika mendapat kritik, bisa merasa hancur, down, atau terbentuk semakin matang tergantung pada kemampuannya dalam menanggapi kritik itu. Kepribadian seseorang bisa berubah menjadi negatif atau positif tergantung bagaimana ia meresponnya.
Menangani kritik dengan manis perlu dipelajari. Tak bisa dielak bahwa di saat-saat tertentu kita akan menerima kritik. Atau sebaliknya, kita yang mengkritik. Memberi dan menerima kritik adalah wajar selama itu didukung oleh fakta autentik.
Masalahnya, kerapkali kita bereaksi berlebihan dan emosi terhadap suatu koreksi meski kritik itu didukung olek fakta, terlebih lagi tanpa fakta sama sekali, atau kritik yang tidak adil. Hal seperti ini biasanya berasal dari orang yang lebih suka melihat kekurangan orang lain, tidak melihat kepada diri sendiri. Selumbar di mata orang nampak, balok di mata sendiri tak dilihat. Bahkan tidak sedikit orang yang terlalu kriti(ku)s sampai-sampai mereka tidak bisa menikmati hidup. Satu-satunya kritik yang dibuat untuk diri sendiri adalah bahwa ia belum cukup kritis terhadap orang lain.
Kita perlu belajar merespon kritik dengan manis. Aristoteles berkata, Kritik adalah sesuatu yang bisa Anda hindari secara mudah dengan tidak mengatakan apa pun, tidak melakukan apa pun, dan tidak menjadi apa pun. Tapi kita ingin menjadi seseorang, somebody, melakukan sesuatu yang berguna bagi khalayak. Efek dominonya, kritik akan datang.

Lalu bagaimana menanganinya?
Pahami perbedaan antara kritik destruktif dan konstruktif.

Kamis, 30 Oktober 2014

Kehamilan Part 4 - Berhenti Sebentar untuk Berlari Lebih Kencang

Bismillah

Pembaca blog yang setia, senang sekali kembali disini berbagi cerita. Masih terkait peran baruku sebagai calon ibu. Kehamilan ini masih kunikmati dengan kebanggan yang tiada terkira. Meskipun cepat sekali lelah dalam aktivitas, aku berusaha untuk tetap memproduktifkan waktu. Keseharian menjaga toko yang baru saja kami (aku dan suami) rintis Alhamdulillah menjauhkanku pada kesia-siaan mengelola waktu. Ya meskipun aku belum bisa bekerja secara maksimal karena adanya perubahan dalam tubuh ini, adanya kehidupan baru yang sedang tumbuh dalam diri ini. Puji syukur karena Allah masih berkenan mengalirkan rizkiNya kepada keluarga kecil kami. Hal yang terpenting bagi  kami adalah kesehatan dan nikmat iman yang senantiasa Dia berikan.


Kehamilan merupakan masa-masa sulit yang membutuhkan support banyak orang sekitar. Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangkanku meninggalkan Malang - berhenti sebentar dari rutinitas akademik, kerja dan dakwah. InsyaAllah akan terus berjuang untuk senantiasa memperbaiki diri dari hari ke hari disini. Sulit memang, karena harus kembali menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Membuat antisipasi-antisipasi kecil saat harapan tidak sesuai kenyataan. Serta mencari berbagai alternatif dari segala bentuk ketidaksesuaian. Bismillah pasti bisa. Bukankah Allah tidak pernah melihat hasil? Dan kami percaya setiap  proses yang telah kami lakukan tidak akan pernah sia-sia. Fight :). 30/10/2014 (Eka)

Selasa, 28 Oktober 2014

Progress- Part 1

Assalamuallaikum semua ;)

Semoga limpahan rahmat terus Allah berikan untuk kita. Sekarang sedang membiasakan diri untuk rajin nulis blog. Meskipun gak penting-penting banget. Tapi tak apalah. Berawal dari yang biasa semoga bisa sedikit demi sedikit menjadi sempurna. Kondisi sekarang masih sulit untuk memproduktifkan diri. Tetapi minimal sudah ada azzam lah. He he ^^

Hari ini kami (aku dan suami) akan membuat kandang kambing. Tidak terlalu besar, minimal cukup untuk 15-20 ekor sebagai awalan. Bismillah, semoga Allah akan senantiasa memberikan keberkahanNya untuk rumah tangga kami. Sebelumnya Bapakku hanya punya kambing sekitar 15 ekor. Itupun yang murni  milik pribadi hanya sekitar 4 ekor. Lainnya paroan. Dan Alhamdulillah, suami diberikan kemampuan untuk bisa mengembangkan, InsyaAllah ^^

Tentang kehamilanku. Aku masih malas-malasan untuk minum vitamin dan susu ibu hamil. Ya, mau gimana lagi. Aku sekarang makan dikit aja cepet kenyang. Cepet laper juga tentunya. He he. :p. Alhamdulillah kondisi debay sehat. Meskipun aku males buat minum susu, minimal aku menjaga asupan nutrisi harianku lho. Buah dan sayur jadi benda wajib makan. Ho ho.

Gerakannya di perut juga udah kerasa banget. Baru duduk bentar, kalau si-debay gak betah pasti perut gerak-gerak sendiri. Jadi ketawa-ketawa sendiri liatnya. Hi hi ^^


Sehat terus ya sayang, kami tunggu kedatanganmu :).  29/10/2014 (Eka)

Senin, 27 Oktober 2014

Kehamilan Part 3 - AnugrahNya

Ingin bercerita tentang suka duka hamil pertama. Kini usia kandunganku berumur 23 minggu. Hampir enam bulan. Udah kerasa banget keberadaanya. Setiap tendangannya yang tiba-tiba mengagetkanku, spontanitas gerakannya yang (selalu) mengingatkanku bahwa kini aku akan menjadi ibu sudah menjadi kerap  frekuensinya.  ^^

Dan sering sekali aku mengabaikannya. Kesibukan telah membuatku lupa. Atau mungkin rasa malas telah mengalahkan cintaku pada calon buah hatiku. Apa kabar kamu disana nak? Tunggu tiga bulan lagi ya sayang. Sebentar lagi kau akan mengenal dunia.^^
Dalam kejumutanku menjalani status menjadi ibu hamil. Aku sangat bersyukur telah diberikan pendamping yang sangat mengerti posisiku. Sedikit banyak konflik telah kami lalui bersama. Dan kutemukan kunci utamanya. Percaya dan terbuka. Tanpa itu, berat bagi kami menjalani bahtera rumah tangga di usia muda.

Dan Allah kembali memberikan beberapa anugrahNya. Kini kami telah mempunyai  tempat tinggal sendiri sambil mengembangkan beberapa usaha yang sudah lama kami inginkan. Untuk awalan, Alhamdulillah kami telah membuka beberapa usaha diantaranya :

  1. Penjualan peralatan listrik
  2. Distributor AKSES (Listrik, Telepon, Internet, TV Kabel, PAM, Pulsa, Cash In-Cash Out, Tiket Kereta Api 2014
  3. Jasa pengetikan-penjilidan,-scan
  4. Jasa design dan cetak undangan
  5. Jus buah sehat
  6. Studio foto kecil-kecilan
  7. PertaMini  
Usaha tersebut kami lakukan tanpa melepas usaha utama kami yaitu perikanan dan budidaya ternak. Tentunya tanpa melupakan amanahku untuk menyelesaikan skripsi. he he :p
Syukur tak pernah henti kami panjatkan atas semua kebesaran yang telah Dia berikan. Mungkin ini caraNya untuk memberikan kemudahan rizki dalam persiapan kelahiran putra pertama kami.

Satu lagi harapanku yang telah lama kutuliskan, kini telah menjadi  nyata. Kami (saya dan suami) telah memberikan Bank Ternak untuk bapak. Semoga dengan cara ini, saya tetap bisa membantu ekonomi keluarga meskipun sudah menikah dan tidak bekerja lagi di instansi. Usaha peternakan kambing yang kurintis kecil-kecilan tahun kemarin, insyaAllah kini sudah mampu mendatangkan pendapatan +Rp 6.000.000/ 3 bulan. Dan bismillah, semoga terus diberikan kemudahan dalam rencana-rencana usaha selanjutnya. :)
  1. Bakso Mizan
  2. Mizan Laundry
  3. Mizanquaponc
  4. Mizan Fishery
  5. Bank Ternak Mizan
  6. Mizan Lele Fickle
  7. Mizan Restaurant
  8. Mizan Wedding Merchandising
  9. Salon Muslimah Mizan
  10. LBB Mizan
  11. Rumah Sayur Mizan (Hydroaerophonic) 28/10/2014 (Eka)

Minggu, 26 Oktober 2014

Ku Temukan Motivasi Kembali

Sudah cukup enam bulan ini aku lalui. Tanpa visi misi. Bagaimana tidak? Belum ada satupun yang kuhasilkan selama ini. Aku terlalu terlena dengan zona nyaman yang kudapatkan. Aku ingin kembali merasakan suasana mengukir prestasi. Bertemu dengan ratusan orang-orang hebat yang mampu membuatku kuat. Meyakini bahwa sesuatu itu selalu ‘mungkin’ atas kehendakNya.

Metamorfosa dari masa lajang menjadi status berpasangan benar-benar membuatku memurtar otak. Pergantian amanah pada usiaku yang masih labil benar-benar membuatku belajar. Dan banyak sekali kutemui kegagalan dalam setiap terpaan. Sejauh ini sungguh aku masih ragu.

1 muharram masih Dia tunjukkan padaku. Itu berarti Dia masih memberikanku kesempatan untuk membuka lembaran baru. Memperbaiki kesalahan diri dan berhenti meratapi. Aku, sungguh ingin benar-benar melebarkan sayap kesuksesan. Dan kini aku masih berjuang untuk kembali merubah pola pikirku. Bukan keadaan yang membuatku lemah, tapi kelemahan yang akan merubah keadaan. Dan hidup itu pilihan. Membiarkan keadaan berubah karena kelemahan atau merubah kelemahan untuk memperbaiki keadaan.

Teringat sosok seorang adik yang sangat tinggi semangatnya. Kenangan selama satu tahun bersamanya telah membuatku banyak belajar. Tentang kesederhanaan, tentang ketaqwaan, tentang keyakinan akan perubahan. Tak ada hal ‘lebih’ yang menonjol darinya. Dia sama seperti manusia biasa pada umumnya. Namun kedisplinannya yang tinggi membuat dia mampu bangkit dari ordinarinya.

Terus? Apa yang bisa disimpulkan. Aku harus menjadi Eka yang dulu. Eka yang selalu menghargai waktu. Eka yang selalu iri terhadap kesuksesan. Eka yang selalu menyempatkan waktunya untuk ber-khalwat denganNya. Eka yang selalu mengontrol amal yauminya. Dan satu hal lagi, jangan pernah menyalahkan kondisi. Tirulah adikmu yang kini sudah menjadi extra-ordinary.

  1.  Selalu menjaga sholat tepat waktu dan berjamaah
  2.  Membiasakan untuk tilawah selepas sholat meskipun lelah
  3. Bangun jam 2 pagi untuk bertemu denganNya
  4.  Selalu memanfaatkan waktu dan iri dengan prestasi teman-temannya
  5. Tak kenal lelah untuk berjuang menggapai prestasi
  6.  Hidup dalam kesederhanaan
  7.  Hemat dan cermat
  8. Enggan untuk meminta tolong dan sedia untuk dimintai tolong
  9.  Disiplin tinggi
  10. Murah senyum    
    Barakallah ya dik Risky Dwi Indriyanti. Terimakasih sudah menjadi salah satu orang yang menginspirasi saat aku membutuhkan kumpulan motivasi.

Dan Bismillah. InsyaAllah aku akan kembali merapikan mimpi-mimpi. Mengawali hari dengan niat yang ikhlas dan disipin tinggi.

Amanah dan target jangka pendek;
  1.  Istri dan calon ibu: Anak lahir normal 2015, rumah dan harta suami terjaga, selalu mendo’akan usaha suami yang kini sedang dirintis, punya rumah sendiri lagi di Kota Madiun (asset untuk anak)
  2. Mahasiswa: Lulus skripsi 2014, S2 2015, Best English speaker, board exchange 2015
  3. Anak: Dik Aziz masuk kuliah kedokteran dan diterima Bidik Misi 2015, usaha kambing bapak lancar- laba minimal 1,5jt/bln, menerima minimal dua hibah untuk pengembangan usaha 2014
  4.  Pebisnis: Terkonsepnya plan pengembangan usaha 2014
  5. Penulis: Aktif menulis blog 2014, buku terbit 2015
  6. Mutarabbi: Aktif lq 2014, aktif dakwah masyarakat 2015
  7. Murabbi: Lq aktif tiap pekan 2014, Tambah binaan. 25/10/2014 (Eka)

Jumat, 24 Oktober 2014

(Belajar) Menyesuaikan part 3

Kebekuan itu kini telah menemukan satu titik.
Titik yang sebenarnya menunjukkan kesamaan kita, kesempurnaan kita.
Satu bersama menggapai ridhoNya.
Dan kini baru benar-benar bisa kupahami - arti penting dari suatu komunikasi.
Membangun peradaban.

Sebenarnya tak sulit bagiku saat dia mau bercerita dulu.
Tentang kesamaan pola pemikiran dalam membangun masyarakat.
Kini aku sudah bisa membangun pola, siap menghadapi realita dan berjalan bersama dengan gugusan ide-ide kecil yang akan kami rubah seketika menjadi suatu menara, ya menara peradaban.

Akan kutemukan tim yang solid disini, bersama menyatukan visi untuk membangun madiun madani.
Telah lama kuingin menyamakan suhu.
Karna telah lama juga aku haus akan suatu rasa perjuangan.
Namun kini, aku sudah bisa membuat map.
Bukan sekedar map biasa.
Map yang berorientasi pada kebahagiaan selamanya, SyurgaNya.

-The End- 24/10/2014 (Eka)

Kamis, 23 Oktober 2014

(Belajar) Menyesuaikan part 2

Sudah terlalu banyak celotehan dari orang tentang diriku. Dan kini cukuplah hanya aku yang berikrar dalam hati bahwa aku akan membuktikannya. Saat jatuh, sakit memang. Dimana orang yang menyalahkan lebih banyak daripada orang yang membantu untuk berdiri. Sebenarnya aku sudah terlalu lelah untuk menggantungkan hidupku kepada orang lain. Meskipun hanya hitungan bulan, terhitung saat aku menuliskan ini. Tetapi kembali lagi, hidup itu pilihan. Dan setiap pilihan pasti selalu ada resiko. Tinggal bagaimana kita menanggapi, melihat dan merasakan segala kemungkinan yang akan terjadi. Jika harus memilih, aku sebenarya bisa memilih jalan lurus untuk mempercepat langkahku menuju tujuan akhir. Namun tidak seperti itu. Meskipun orang lain melihat dan memaknai bahwa aku telah salah memilih jalan, aku akan tetap teguh pada pendirianku. Jalan terjal yang kulalui sekarang dan lika-liku kehidupan yang tidak nyaman dilihat orang - biarlah senyum ini yang akan memolesnya. Hanya komitmen dalam hati yang sanggup kulakukan. Hanya butuh satu hal, yakni pembuktian. Kalau tempaan-tempaan kehidupan keluarga sudah bisa kulalui. Aku pasti juga akan bisa melewati tempaan-tempaan yang terjadi dalam rumah tangga yang telah kurilis dan kupilih jalannya. Sekali lagi kunyatakan, aku tidak berada disitu bukan karena aku tidak mampu, namun karena aku tidak mau. 23/10/2014 (Eka)

Rabu, 22 Oktober 2014

(Belajar) Menyesuaikan part 1

Hari ini aku benar-benar belajar sesuatu.
Tentang makna suatu ketulusan terhadap suatu pencapaian.
Dimana komitmen yang dipertaruhkan.
Pentingnya merawat ucapan untuk menjaga perasaan.
Entahlah, sudah berapa banyak orang yang menjadi korban dari bualan-bualan yang telah kulakukan.
Kepercayaan, dimana itu akan menjadi suatu dampak yang berkelanjutan.
Jika hanya engkau yang menikmati tak apalah.
Namun bagaimana dengan orang sekitarmu yang turut merasakannya.
Sakit memang saat harus mendapatkan cemoohan dari orang atas ketidaksungguhan memberi harapan.
Dan kini rasanya aku sudah sangat lelah terhadap semua harapan.
Terlalu takut untuk menarik keputusan dan menyimpulkan suatu hal.
Belajar, sekali lagi ini adalah pembelajaran untuk mampu mencapai suatu kesempurnaan. 22/10/2014 (Eka)

Selasa, 21 Oktober 2014

Belajar (lagi) Menjadi Pembelajar Kehidupan. -melalui dia-

Tentang kehidupan.

Kita tidak tahu kapan Allah akan memposisikan kita dibawah atau diatas. Semua terlihat sederhana. Sesederhana aku dalam menjalani hidup empat tahun terakhir ini. Allah seolah memberikan aku kebahagiaan yg tiada tara. Setiap permintaan selalu dipenuhiNya. Namun kini, semua berbeda. Sangat berbeda. Bahkan aku takut menebak dimana Allah sedang memposisikanku. Tetapi aku akan selalu berhusnudzan padaNya. Selalu ada maksud dalam setiap kejadian kehidupan.

Aku.

Kini akan belajar kembali menjadi pembelajar kehidupan. Aku seolah melupakan semua konsep yang dulu pernah kupegang. Bahkan aku telah meninggalkannya jauh. Sangat jauh. Konsep ikhlas, konsep qana’ah, konsep ikhtiar, konsep pasrah.

Naif.
Sangat naïf sekali aku.
Teralalu besar obesesiku. Hingga membuat amanahku menjadi abu-abu.
Aku seolah melupakan apa yang disebut pengorbanan. Yang (mungkin) selama empat tahun terakhir telah kulakukan. Kini yang muncul dalam pikiranku (hanya) tentang persaingan. Zona nyaman itu telah membuatku hanyut dalam ketdakpastian, tepatnya ‘manja’ yang kembali tertanam dalam diri ini. Bodohnya, diri ini terlalu angkuh untuk bercerita pada orang. Bagiku curhat sama dengan menunjukkan kelemahan. Dan itu adalah kesombongan terbesarku yang belum mampu kuhapuskan.


Allah, bahkan aku lupa bagaimana cara berdo’a kepadaMu. Aku seolah membuang jauh firmanMu “Berdo’alah kepadaKu Niscaya Aku Kabulkan Do’amu”. Bagiku memohon kepadaMu adalah bentuk suatu penyerahan. Aku memanggilMu saat waktu-waktu tertentu. Piciknya pikiranku saat aku mendekat padaMu dikala aku perlu. Kupikir Kau akan mengabulkan do’aku karna aku jarang meminta padaMu.



Dan Allah, dalam satu tahun ini aku benar-benar belajar banyak hal. Engkau kenalkan aku pada seseoang yang luar biasa. Kau kabulkan doaku saat aku meminta pendamping yang lebih dariku. Ampuni aku karena kesombonganku selama ini.

Kau kembali ajarkan aku melalui pendamping hidupku. Tentang pengorbanannya, tentang keikhlasannya, dan tentang pasrahnya padaMu. Sekali lagi ya Allah, Aku bukanlah orang yang sempurna. Tetap jadikan aku orang yang rendah hati dan selalu memperbiki diri. 21/10/2014 (Eka)

Senin, 20 Oktober 2014

Surat Cinta UntukMu

Allah, aku lelah.
Bahkan mungkin sangat lelah.
Selama ini, senyum itu benar2 kujalani dengan sepenuh hati.
Kucoba tetap meluruskan niat untuk bisa menjaga keridhoanmu.

Allah, salahkah saat aku bertanya.
Sampai kapan aku harus terus berjuang.
Maaf ya allah, aku tidak bermaksud kufur nikmat padaMu.
Justru aku sangat berterimakasih padaMu.
Sedikit demi sedikit mulai kubaca skenario cintaMu.

Aku tahu ya Allah.
Aku paham dan aku sangat merasakan kejelasan arah yg semakin Engkau tinjukkan padaku.
Engkau kenalkan aku dengan orang-orang yang semakin mempermudahku.
Engkau perlihatkan seberkas cahaya sehingga semakin jelas jalan untuk menggapai keinginanku. 

Allah, jadikan hamba orang yang amanah.
Orang yang akan selalu diingat segala bentuk kebaikannya.
Jangan pernah Engkau biarkan lisan dan perbuatan ini terus menyakiti dan mengecewakan orang lain.
Dan jadikanlah hamba orang yang bisa menjaga amanah. 20/10/2014 (Eka)

Rabu, 10 September 2014

Kehamilan Part 2 - Saat Jauh Dari(nya)

Bismillah, Untuk calon mujahid kecilku
Terlalu banyak air mata ini mengalir. Terlalu lama juga jiwa ini terkoyak. Benarlah, 3 hari serasa 3 tahun. Kini, aku sudah berbeda. Pun dengan suamiku. Ikatan semakin menguat, sedangkan jarak semakin jauh. Tak apa. Biarkan aku yang menanggungnya. Sekali lagi, aku. Bukan kamu - bayiku. Bayi kita lebih tepatnya. Karna sudah tak ada lagi yang bisa dan mampu menjadi pelejit semangatku. Kecuali Allah dan dia, si kecil.

Apapun yang tejadi padaku, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi padamu. Kala diri ini sedang penat berpikir ditemani kesendirian dan kesepian. Biarlah, engkau tetap dalam kehangatan. Nikmatilah disana nak. Karna setelah kau keluar, dunia akan keras menempamu. Tempaan itu sangat sakit, bahkan jika kau tak kuat, kau akan jatuh terlempar. Namun percayalah, aku akan selalu bersamamu. Menggenggam erat tanganmu, tersenyum lembut padamu. Melatihmu mengenal dunia. Karna, aku tak ingin kau merasakan hal yang sama sepertiku.

Terimakasih, kau telah membersamaiku nak. Saat aku sendiri, hakikatnya aku tak sendiri. Ada kau yang selalu bersamaku dalam setiap langkahku. Dan aku berjanji, aku yang akan terus mendampingimu – melihat tumbuh kembangmu. Bukan orang lain.


Sendiri telah menyadarkanku pada suatu hal. Aku belajar tentang makna ketegaran, aku belajar untuk menghilangkan keegoisan, aku berusaha untuk mengumpulkan kekuatan. Kekuatan untuk terus mendampingimu, kelak dan selamanya. Dalam perenunganku. Aku menenmukan dua kata yang sekarang menjadi peganganku.

“Nikmatilah dan berdamailah”. Kusampaikan ini padamu, nak. Karna sekali lagi, kau yang akan selalu membersamaiku sekarang ini. Empat bulan yang lalu, kita masih bisa bermanja-manja nak. Tapi tidak untuk saat ini. Sekali lagi, dunia itu keras. Maka kuncinya “nikmati”. Aku akan menikmati segala aktivitas dengan menopang beratmu yang semakin bertambah, sakitnya tendanganmu karna reflex saraf yang sudah mulai aktif, kerasnya desakanmu karna kau ingin segera melihat dunia – menyapa abimu, kakek nenekmu, dan semua orang terdekat di sekitar kita.

Pun dengan engkau. Kini, engkau akan bersamaku menikmati lelahnya mengurus administrasi, capeknya harus lari-lari kesana kemari dan segala bentuk kejumutanku atas berbagai macam revisi. Namun aku percaya engkau kuat nak. Anakku adalah orang yang tegar, anakku adalah orang yang akan selalu mengabdikan dirinya untuk agamaNya. Kami menunggu kedatanganmu nak.

Hal kedua yang akan kuajarkan padamu sekarang ini adalah “berdamailah”. Ya nak, itu yang harus kau lakukan setelah kau menikmati semua kepedihanmu – pun dengan kesenanganmu. Berdamailah pada semua masalah. Berdamailah pada semua tekanan yang kini juga menimpamu – karena banyaknya targetanku. Biarkan saja orang lain di luar sana menuntut kita. Tetap tenanglah, mereka tidak tahu apa yang sekarang kita rasakan. Jadi tak apa nak, kalau kau ingin mengabaikannya. Karna itu salah satu batu kecil yang akan menghambat kesuksesanmu – kesuksesan kita. Kita akan terus bersama. Dengan atau tanpa siapapun. Berdua,


Bantu aku untuk menjadi seorang ibu ya nak. Ajari aku tentang makna pengorbanan. Tolong aku untuk kuat menahan kesendirian. Karna kini, kau kekuatanku. Kau amanah dariNya, yang harus kujaga. Percaya, kita berdua akan mampu bersama-sama melewatinya. Kau bisa merasakan streesku dengan kontraksimu. Pun denganku, aku bisa mengerti perasaanmu dengan gerakan tubuh kecilmu dalam perutku. Aku memang trainer nak, tapi baru pertama kali ini aku mensugesti diri sendiri. Kita bisa, sekali lagi “nikmatilah dan berdamailah”. Malang, 10 sept 2014. 10/09/2014 (Eka)