Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Selasa, 31 Desember 2013

Catatan Kecil untuk Pemimpinku

Bismillah,

Di penghujung tahun 2013 saya mencoba menuliskan beberapa kalimat mengenai seseorang. Seseorang yang selama ini membersamai saya di kepengurusan lembaga keilmiahan di Brawijaya. Sosok pemimpin yang mengajarkan saya belajar dan mengerti tentang arti kehidupan. Kedekatan kepada Rabbnya itu menjadi hal yang utama. Mungkin tidak pantas jikalau saya yang  menulisnya, karena saya juga manusia biasa yang tak pernah lepas dari kekhilafan. Hanya Allah sebaik-baik penilai. Mata, kaki dan tangan saya banyak sekali melakukan kesalahan. Semoga catatan ini bisa menjadi kado kecil untuknya di akhir kepengurusan kita. ^^
Subhanallah, Allah mempertemukan saya dengan orang hebat ini. Tulisan Ini, tak ada maksud sama sekali. Hanya sebagai ingatan saat saya tua nanti, saat pikiran ini sudah tak mampu berpikir lancar, dan saat daya ingat sudah semakin melemah.

Izzur Rozabi, saya mengenalnya sebagai sosok pemimpin hebat. Pemimpin yang bangga dengan jati diri islamnya. Pemimpin yang dengan berbagai bentuk kesederhanaannya. Sosok pemuda yang kuat menggapai cita-cita dan tangguh memperjuangkan masa depannya. Ini bukan pujian, apalagi pencitraan. Karena sungguh, pujian adalah hal kecil yang menjatuhkan dan sungguh popularitas merupakan senjata ampuh untuk merusak keikhlasan.
Namun darinya, saya belajar banyak hal. Belajar untuk mampu menghargai orang lain, belajar untuk tetap berprasangka baik dengan orang lain, belajar tentang keikhlasan dan belajar tentang bagaimana memperjuangkan kehidupan untuk mencapai masa depan. Terimakasih telah membersamai saya selama satu tahun kepengurusan ini. Menyamakan ritme gerak untuk membesarkan lembaga keilmuan di kampus perjuangan, Brawijaya.

Maaf, saat saya belum bisa menjadi rekan yang baik. Rekan yang mampu mengimbangi gerak antum dan menyamai pola pikir antum. Namun inilah dinamika organisasi. Bagaiamana menyatukan perbedaan untuk melakukan pengelolaan, bagaimana membenturkan kepentingan untuk menuju satu kesamaan, dan bagaimana menyatukan keegoisan untuk mencapai satu tujuan, semoga Allah senantiasa membersamai antum dalam langkah-langkah antum.  31/12/2013 (Eka)

Senja yang tak bersahabat
Terkadang menggoreskan luka
Tak ada yang bisa tahu bagaimana warnanya
Jika itu hanya terkaan
Apalagi dugaan
Tutuplah dengan sang awan
Dia masih punya mega
Yang ratusan orang memujinya

Madiun, 31 Desember 2013
07.25AM
EKA RESTIA

Senin, 23 Desember 2013

23/12/2013

Dear Diary, 

I don’t know what should I write at this moment. Perhaps, only strength for always improve my self. Make this time productive as possible. I want as Ust. Rahmad Abdullah like in Sang Murabbi’s film. Someone who always try to be closer with Allah, always give the best one for Allah. 

Never mind, this word flow casually. I’m not novellis who able to author the story lovely. I’m not also poet who able to string up the beautiful words. Nevertheless, I want always give motivation for people around me.  Too bored, if you always keep up my diary.  Assuredly, I’m as didn’t have words for be spoken. But, this is my self. Someone who always try to give usefulness for each other. (Eka)


Bagi yang Merasa Aktivis, Silakan Dikaji

Subhanallah. Puji syukur kepada Allah tak henti aku panjatkan saat aku berhasil menyelesaikan SPJ ini. Surat petanggungjwaban dengan dasar pengenaan pajak ini benar-benar membuatku resah. Tapi aku bersyukur. Sangat bersyukur karena pengalaman merupakan guru terbaik. 

Tahun ini memang berbeda dari tahun kemarin. Selama 3 tahun aku menjabat organisasi, baru kali ini aku merasakan kesulitan dalam membolak-balikkan angka pertanggungjawaban pada proposal. Finally, akhir tahun ini kurasakan hal serupa seperti tahun sebelumnya, namun dengan orang yang berbeda. Beruntunglah Allah menempatkanku bekerja pada Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan kini aku juga menjadi sekertaris kaprodi D3 Perpajakan Vokasi UB. Sehingga bukan menjadi masalah besar bagiku terkait perhitungan pajak dengan permainan angka. Namun mentalku yang seolah terkoyak. Dana organisasi yang harus di-markup. Satu sisi aku harus mengikuti kemauan teman-teman. Disisi lain, hatiku berkata “jangan”. Entahlah, Allah ridho atau tidak. Ini berkah atau musibah, siapa yang akan tahu.

Bagi yang merasa aktivis, silakan dikaji. Misalnya pengajuan proposal pendanaan didanai sebesar sepuluh juta. Pengeluaran hanya terpakai lima juta. Diakhir event/ kepengurusan, uang sepuluh juta tadi harus dipertanggungjawabkan. Cara-cara kurang baikpun dilakukan agar uang sepuluh juta bisa habis, seperti mulai meminta nota kosong berstempel kepada pihak terkait, me-mark up pengeluaran, memalsu tandatangan bermaterai, memecah angka untuk meminimalisir pajak, dan masih banyak cara lagi agar sisa uang tidak dikembalikan kepada pihak yang mendanai. Ternyata, tak hanya satu organisasi yang melakukan ini. Setelah mencoba bercakap, hampir beberapa organisasi melakuakan hal serupa

Aku terlalu takut untuk mengkaji hal ini sebenarnya. Namun seperti biasa, keinginanku menulis lebih kuat dari ketakutanku. Wallahu a’lam. Salam sayang untuk semua pihak yang membersamaiku sampai akhir kepengurusan ini. 23/12/2013 (Eka)

Sabtu, 21 Desember 2013

21/12/2013

Dear Diary,
Today still similar like a usually.  The same flurry with the same result. Like no progress. Actually, this is make me saturated.  I’m someone who like as have 4 human’s characteristics (sanguinis, koleris, plagmatis, melankolis) can’t depressed like this continously. Alright, I’m someone who can’t work under pressure and be pursued by deadline. My mind like art’s people who want inscribe their ink appropriate with their moody and their desire. But somehow environment as if led me in order that I’m be able to work under pressure. The surroundings always banging me on condition where I have to move against direction that I want. 

That’s true, I’m be stronger. Strong with empasis of life. But, Is it wrong if I want to be them? People who always obtain that they want. I’m not ungreatful. Exactly, this condition make me more sensitive and softer. I don’t want, if someday Allah really puts me in their position, I’m changed be someone who has heart hardly and covered by vanity. 

I remember when I were speaker in new’s student of university’s event. I delivered story about pipit’s bird, turtle and coconut tree. They were friend. Some day, they promised for take a life severally. After a long time passed, they were reunited in the warm meeting.  Pipit told that she flew go around continent and seen the beautiful clouds. It was same with turtle, He didn’t want lost. During 5 years, He walked go around ocean and enjoyed the beautiful island. 

How about coconut’s tree? He couldn’t speak anything. How were he able to speak? He just stayed at here. He was life and die also at here. He felt unusefullness. However without He realized, start from his bud until the end of body gives benefit for all. He droped his seed, flowed by water so that able to spreaded around continent and ocean. And what was delivered by pipit and turtle?. “At continent and ocean, we always see you, coconut. You complete the beauty of place where we stay”. Whereas we know that coconut doesn’t move, impossibility. And we know that, at present coconut become symbol of scout. And I want, in everywhere I can be coconut like this story. (Eka)


Jumat, 20 Desember 2013

20/12/2013

Dear Diary, 

Friend. How to elucidate the meaning of friend?, Do we regard friend is someone who always stay when we need?, Give motivation when we down?, lend their shoulder when we want to cry?, And give congratulatons when we happy?

Friend, I think friend is someone who have same vision that always spread goodness. Actually, I don’t have friend entirelly. If they consider that I’m their friend, it’s their right. The important thing for me is spirit of usefulness and a smile of kindness which always be disposed for all of people arround. In spite of something that I gotten is cynical of smile droply. Friend, Even though there is so many dissapointment, it’s very proper. It’s life.

Truth, don’t affraid if you always hold it all. Enemy, it’s fixed price that can’t be bargainned. Actually nothing enemy in my dictionary’s life. They are inspirator who give high effect of surge indirectly for always fight for favor.

One thing that can’t be deny. Allah is never wrong for give mandate on shoulder of His slave. "Si A" is seleted as leader, It's have written in life’s book, Lauh mahfudz. When we doubt, are we questioning His volition and His choice ? Yes, of course. He is perfectnest and highnest. It’s so naive, when we felt that our choice is best. As if who are we ? Astghfirulloh.

Friend, keep them when we in common. But, don’t overly dependent. Don’t too hopeful with them. It will make you sick, if it's not suitable with your wish. Be your self, it's better (Eka)


Kamis, 19 Desember 2013

Merubah Tidur Jadi Berkualitas

Sejatinya tidur mengembalikan vitalitas tubuh, merelaksasikan otot-otot dan memperbaharui sel-sel yang rusak. Peryataan tersebut bukan tak beralasan, seperti yang dipaparkan dalam surat An-Naba’, “Dan Kami jadikan tidurmu sebagal pelepas lelah bagimu.” Dengan kata lain tidur merupakan kebutuhan yang tidak bisa tidak. Banyak hikmah dapat diambil dari tidur. Seperti kisah Ashabul Kahfi, Allah menidurkan ketiga pemuda itu selama 390 tahun. Sungguh waktu yang tidak sebentar. Perkara tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an, “Hakikat waktu berada dalam genggaman Allah, tidur dalam rangka mewujudkan pengabdian pada Allah, tidur dengan cara yang benar.” (Al Kahfi:1)
 Oleh sebab itu, hindarkan tidur mubazir alias sia-sia. Akan tetapi kecendrungan hasrat manusia untuk tidur lagi dan lagi sulit diredam. Banyak yang salah kaprah dengan tidur sebagai istirahat. Hendaknya tidur yang notabene dapat melupakan beban masalah sesaat itu berkualitas dan diridhoi-Nya. Rasulullah saw pernah mengajarkan bagaimana tidur yang berkualitas. Tidur berkualitas mengacu pada pola hidup sehat nan islami.

Bagaimana tidur sehat ala Rasulullah? Sebelum tidur biasakan membersihkan diri dengan berwudhu’ dan bersiwak (menggosok gigi). Meskipun cuma tidur, bukan berarti seenak udel saja. Tidurlah dengan pakaian yang pantas, jangan pakaian yang menyiksa raga seperti ketat dan menyesakkan sehingga mengganggu ketentraman tidur. Ada baiknya sebelum tidur untuk membersihkan tempat tidur agar tidur terasa nyaman. Jangan sampai lupa berdo’a dan berdzikir. Dengan berdoa’ dan berzikir Insya Allah terhindar dari mimpi buruk.

Tidurlah dengan posisi tidur miring ke kanan dan menghadap kiblat sebagaimana yang diajarkan nabi, “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Sedangkan tidur bertumpu pada sisi kiri badan berbahaya bagi kesehatan, karena dapat menghimpit posisi jantung akibatnya sirkulasi darah ke otak terganggu. Tidur miring ke posisi kiri mengakibatkan seseorang mengalami mimpi buruk (nightmares). Dan janganlah tidur tertelungkup (tengkurap), Allah sangat murka dengan posisi tidur seperti itu. Sedangkan tidur dengan posisi tertelentang bencana buat tulang belakang. Hal tersebut dapat menekan atau menyesakkan tulang belakang.

Tidur jangan kelewat malam, apalagi begadang mengerjakan hal-hal yang tidak bermanfaat. “Bahwasanya Rasulullah sholallahu ‘allaihi wassalam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Tidak itu saja tidur terlalu malam kurang berdampak buruk pada kesehatan. Dan disunnahkan lagi agar tidur tidak berlawan dengan arah magnet bumi. Sehingga arus magnet bumi mengalir tanpa gangguan. Dan posisi ini disenyalir membawa positif bagi sistem syaraf.

Jika telah mengikuti apa yang dikatakan Rasulullah, niscaya apa yang diharapkan dari tidur berkualitas didapat dan kesehatan pun terjaga. Dan waktu subuh yang penuh berkah pun tidak terlewatkan dengan percuma. 19/12/2013 (Eka)

Rabu, 18 Desember 2013

Bismillah. Pernikahan, Butuh Pertimbangan Lho ^^

Bismillah,
Mengikhtiarkan menjadi yang terbaik, untuk mendapatkan yang terbaik. Percayalah, jodoh akan datang tanpa perlu dikejar.  “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21]

Ingin berbagi beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat kamu sudah memutuskan untuk menggenapkan separuh agama. Yup, menikah.

  1. Tata niat, untuk apa menikah. Jangan-jangan cuma emosi sesaat. Merasa sudah siap karena umur? takut kalau tua akan sulit mendapatkan jodoh? menjaga hati karena lingkungan sekitar yang tak terhijabi? atau menjaga diri karena adanya ratusan pasang mata yang mengincar?. Pertimbangkan semua matang-matang. Hal yang terpenting, niatkan karena Allah. Menikah akan meningkatkan ibadah dan muamalah kita. Dari yang awalnya satu menjadi dua. Bersama-sama memperjuankan visi kebaikan yang selama ini dijunjung bersama.
  2. Pertimbangkan setelah menikah bagaimana visi kebaikan (dakwah) akan berjalan. Rechange your plan. Bagaimana dakwah kamu 5 tahun kedepan (minimal) bersama sang pasangan. Jangan sampai setelah menikah, malah berhenti dari dakwah.
  3. Pertimbangkan karir dan studimu. Mengakhiri masa lajang tak berarti mengakhiri prestasi. Terutama bagi orang bertipe koleris. Pasti tidak mau terkungkung dalam rumah tangga. Jadi pastikan bahwa strata pendidikan dan pekerjaanmu juga bisa berjalan jauh lebih baik setelah menikah. Jangan lupa izin pasangan lho ya ^^
  4. Keluarga. Yup, don’t forget it. Saat kamu menikah, kamu adalah hak sepenuhnya buat pasanganmu. So, pikirkan agar kamu bisa tawazun antara keluarga dan pasangan. Selalu luangkan waktu untuk berkunjung ke rumah orang tua dan mertua saat kamu sudah menikah nanti. Banyak dijumpai keluarga tidak harmonis karena kita tidak bisa menyeimbangkan diri.
  5. Gimana agamamu? Gimana hafalanmu? Hemm, pilih pasangan yang mampu menjaga keimananmu ya. Itu hal vital dalam pernikahan. Jadi, setelah menikah kamu gak bakal futur. Inilah pentingnya mengutamakan memilih pasangan dari segi agama daripada segi yang lainnya (kecakapan, kemapanan, dan keturunan)
  6. Terakhir, ini pendapat pribadi namun masuk kriteria penting. Pasangan yang “dewasa”. Inilah pentingnya memahami karakter diri. Kamu seperti apa dan butuh orang yang bagaimana. Misalnya, kalau kamu orang  yang childst, sangat butuh arahan dan ketegasan dari pasangan untuk menuntun hidup. Jadi pilih calon pasangan yang tegas, lihat aja dari cv-nya. Dia dulu pemimpin kampus apa kagak. He he
  7. Oya, ini harusnya ditulis diawal. Tapi gak papa-lah. Sudah terlanjur. Cari yang berilmu lho ya. Kepustusan rumah tangga akan menjadi berkah saat pasangan membekali dirinya dengan keilmuan. Semua tidak berdasar pada asumsi dan persepsi. Namun berlandas pada landasan syar’i.
  8. Kalau hal-hal diatas sudah dipikirkan dengan matang, silakan dikonsep mau dibuat seperti apa walimahnya ^_^

Well, mungkin saya tak pantas menuliskannya. Terlalu naif, karena saya sendiri belum mendapatkan pasangan hidup. Ilmu saya tak lebih dari titik tinta yang digoreskan, namun hobi saya menulis mengalahkan semua. Just for share,  ^_^
Terus perbaiki diri, agar mendapatakan pasangan yang baik pula. Jodoh bertemu pada satu titik equilibrium keimanan. Saling mendo’akan ya ^^ 18/12/2013 (Eka)

JAKARTA, 5 CM part 2

5 cm, tak jauh kok. Karena Setelah ini, “Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,serta mulut yang akan selalu berdoa."

Allah, semakin mendekatkanku dengan kota yang menjadi pusat Indonesia. Sekali lagi, aku mencintai Jakarta dengan segala kelebihannya, pun dengan kekurangannya. Sama sekali tak melunturkan semangatku untuk menuntut ilmu kesana. Perjalanan ketiga kualami saat aku dipanggil DIKTI untuk penguatan project Program Hibah Bina Desa DIKTI 2013. Program yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan ini diselenggarakan di Hotel Park Cawang, Jakarta Timur. 

Sama sekali tak terbayang kalau project yang aku ajukan lolos didanai. Ya, 32,5 juta bukan dana yang sedikit. Jika memflashback bagaimana aku menyusun project ini, bisa dibilang sebanding-lah antara perjuangan dan apa yang didapatkan. Ini amanah, pasti berat saat harus mempertanggungjawabkannya. Namun, hal terpenting bagiku adalah pembelajaran yang akan kudapatkan nantinya. Bismillah.
Kubaca surat undangan DIKTI yang dikirim ke emailku. Benarlah, aku harus berangkat ke Jakarta. Padahal saat itu aku sedang demam tinggi. H-1 sebelum keberangkatan, pihak kampus memanggilku. Sebagaimana kita tahu, Brawijaya sangat mempertahankan reputasi dan citranya di mata nasional. Aku diminta mempresentasikan project dihadapan pejabat publik UB. Bagaimana mungkin dengan kondisiku yang seperti ini aku bisa maksimal. Kupanggil tim yang membersamaiku dalam pembuatan project. Sedikit bantuan dari mereka untuk membuatkan power point sederhana untuk ditunjukkan kepada orang-orang rektorat. Tentulah, dapat dilihat hasilnya. Presentasiku sama sekali tak dihargai. Aku layaknya kena hujan hujatan dan bom kritikan. Saat itu aku benar-benar down. 

Setelah presentasi, kusampaikan kepada tim bahwa aku tak mungkin ke Jakarta dengan kondisiku yang seperti ini. Demamku semakin tinggi, disisi lain presentasi belum tersiapkan secara maksimal. Hal yang paling memberatkan keberangkatanku adalah organisasi yang aku pimpin besok akan mengadakan program kerja besarnya. Aku tak tega meninggalkan adik-adik. Allah, lengkaplah sudah. Aku sudah bertekad untuk tidak berangkat. Namun, tim-ku selalu memberikan motivasi. Pasca presentasi, hingga jam 10 malam aku berdiskusi dengan mereka di hall rektorat. Sampai akhirnya pemimpinku datang untuk menyuruhku pulang karena sudah malam. Power point sama sekali belum tersentuh. Aku hanya bisa menghela nafas dan memegang dahi berulang kali berharap suhu tubuhku turun. 
Saat beranjak mau pulang, teman yang kuminta untuk membelikan tiket kereta memberikan kabar bahwa sudah tak ada lagi tiket keberankatan ke jakarta. Hal tersebut semakin memberatkan langkahku untuk bertemu orang-orang hebat disana. Namun, Allah berkehendak lain. Subhanallah, Allah benar-benar ingin mendekatkanku pada kota ini, Jakarta....... -to be continued- 18/12/2013

Selasa, 17 Desember 2013

17/12/2013

Discussing about life in the future. Nothing people know. Aproximation and assumption as it can’t be definite with level of validity. Today, I’m really think about how is my life. Am I able to appoint my family’s standard, increasing the level and making highly regarded with the other. 


My younger brothers and sister, sometimes hardly  if should be think all alone. It’s right, I’m pillar of them. The succesfully on my hand. Certainly, with Him favor. Hardness of my effort decides all of creation in the future. One by one ordeal as if be difference without knowing when will be end. Egoism and antusiasm as if no distance from artery. I remind someone’s words. Be carefull Eka, popularity will damage your sincere [Dedi Cahyadi]. 

This writing......

This writing is gift  for my self. Extra ordinary figure whom Allah formed to give benefit for all. I don’t know will I be in the future. Sun that will be shine like I want or darkness that will make fall people arround. I just take effort, that is always make productivity of my time.
Thankyou Allah, You have made me near with great people. Really, I’m very proud. Perhaps, sometime I think behind of ordeal that you give and environment that hard for me, You have the pleasure of make me same like them, The Great People. Yes, this ordeal is warming up when I was really succes later. 

Allah, I’m really love You. And hopefully, You will accompany me until the end of time. (Eka)


Selasa, 10 Desember 2013

Boleh Benci Sifatnya, Namun Jangan Benci Orangnya ^^

Siapa yang tidak pernah membenci seseorang? Saya yakin kita semua pernah merasakan "tidak suka" dengan seseorang, entah perasaan itu besar karena didasari tindakan yang dilakukan orang tersebut pada kita sampai-sampai kita mendendam, atau mungkin hanya sebersit impression yang terlintas saat kita melihat seseorang pertama kali. Bagaimana jika ternyata kita berada di lingkungan orang yang tidak setipe dan menyebabkan kita membenci semua orang di lingkungan tersebut? Itu akan membuat kita suka menyendiri dan selalu memendam rasa tidak suka, benci, dengki dan sebagainya dalam diri kita sendiri.
Jika kita orang baik, tentu kita akan mencoba untuk tidak membenci seseorang meskipun sangat sulit. Menurut saya itu bagus, tapi tidak memberikan solusi. Kita hanya akan membendung rasa tidak suka dan menghilangkannya karena tidak ada hal yang dapat menyalurkan rasa tidak suka itu menjadi hal yang positif. Seakan-akan rasa tidak suka itu tidak ada, tidak pernah terjadi, dan yang paling tidak diharapkan adalah membuat kita kehilangan kepekaan, perasaan, sehingga menjadi kaku, acuh dan hanya bersikap "it's ok, no problem". 
Setiap orang sejatinya memiliki sifat yang bermacam-macam. Ada yang baik, ada yang buruk. Salah satu sifat itulah yang sebenarnya tidak kita sukai, bukan orang yang memiliki sifat itu. "Jangan sampai satu sifat jelek dari seseorang, membuat kita membenci orang tersebut secara keseluruhan"
Pernahkah kita mencoba untuk tidak membenci seseorang tetapi kita membenci sifatnya?, yakni membenci sifat-sifat yang tidak kita suka. Nah di bawah ini beberapa hal positif yang coba saya sampaikan jika kita membenci sesorang karena sifatnya, bukan membenci orangnya. :)

  1. Mengapa kita harus repot-repot membenci dia, lelah-lelah mikirin dia, tetapi dia tidak pernah peduli kalau kita membenci dia? Itu hanya akan membuat kita jengkel sendiri, bete sendiri, lalu apa? kita akan selalu terlihat murung di depan orang-orang, mengumbar aura negatif pada orang-orang baik di dunia nyata bahkan di dunia maya dengan menulis status dan nge-tweet marah-marah, sebal, mengumpat, dan sebagainya.
  2. Kita dapat menghilangkan sifat itu darinya. Hey, kalau sifat itu dapat muncul dari dirinya, berarti dapat pula hilang dari dirinya kan? Kalau menurut kita sifat dia itu jelek dan perlu dihilangkan, kenapa tidak kita coba membantu dia menghilangkan sifat itu dari dirinya? Membantu menghilangkan ghibah-an orang-orang tentang dirinya! tapi jangan sekali-kali kita menjelek-jelekkan dan membicarakan  kejelekkannya di depan umum karena barang siapa mengingatkan saudaranya di tengah-tengah orang banyak maka sesungguhnya ia telah menjelek-jelekkannya.- (http://mifty-away.tripod.com/id43.html) . “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Alloh mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui” (An Nur : 19).
  3. Kalau kita membenci orang, kita hanya akan selalu dipenuhi pikiran negatif tentang orang tersebut. Kita tak pernah punya pikiran positif terhadapnya. Kita tidak pernah berfikir kalau ternyata orang tersebut mungkin dapat membawa kebaikan pada kita, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan oleh sesama, bukan tidak mungkin bahwa yang kita butuhkan adalah orang yang kita benci sifatnya. Lalu, layakkah kita membenci orang yang ternyata kita butuhkan dan membawa kebaikan pada kita?
  4. Ini yang tidak kita harapkan terjadi, yaitu ternyata sifat kita berubah menjadi seperti dia (bukan tidak mungkin secara tiba-tiba) kita benci pada seseorang tetapi kita sendiri seperti orang itu, munafik?
  5. Mencegah sifat yang kita benci masuk ke diri kita. Dengan mengetahui dan mengenali sifat yang kita benci dan tidak kita inginkan, kita dapat mencegah masuknya sifat itu ke dalam diri kita dan selalu menjaga diri kita untuk memiliki sifat yang baik, bukan sifat yang tidak disukai orang-orang.
Demikian, sedikit hal positif yang dapat saya paparkan. Masih ada beribu manfaat yang kita peroleh utamanya jika kita dapat melihat sesuatu dari sisi positifnya dan mengubah dampak negatifnya menjadi sesuatu yang berguna bagi diri kita sendiri dan orang lain. 
Jadi, masih mau membenci orang?
Ingat ya, boleh benci sifatnya, namun jangan benci orangnya.  ^^
Khoirunnas anfa'uhum linnas(sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain). 10/12/2013 (Eka)

Minggu, 08 Desember 2013

JAKARTA, 5 CM

Bismillah. Kuberanikan diri untuk menulis catatan ini. Jakarta, ya jakarta. Kota kedua setelah Malang yang sudah lama menjadi tujuanku di tahun 2014 nanti. S2 FISIP UI tinggal 5cm. Ya benar, tinggal 5cm. Suasana yang lumayan sepi dalam kereta yang melaju kencang diiringi dengan aliran musik soundtrack endlees love menguatkan azzamku untuk melanjutkan perjuangan pendidikanku. Benarlah, beasiswa sudah ditangan. Aku hanya butuh lebih giat belajar dan lulus tepat waktu untuk bisa masuk jalur SIMAK UI.

Sebenarnya ini bukan pertama kali aku jakarta. Ini kelima kalinya aku kesana. Entah kenapa Allah seolah menggariskan jalanNya agar aku lebih bersahabat dengan kota megapolitan ini. Aku sama sekali tak mempedulikan cerita banyak orang tentang Jakarta. Kota yang keras, panas, penuh tantangan dan penuh perjuangan. Semua hanya butuh waktu. Aku hanya butuh membiasakan diri nanti disana. Bukankah dibalik kesuksesan selalu ada pengorbanan? 

Perjalanan pertama ke Jakarta kunikmati dengan rekan-rekan yang sekarang berjuang bersamaku di RKIM, yaitu izzur, adwin, mb lowita dan mb vebby. Sebenarnya tujuan kami bukan ke Jakarta. Tetapi ke Bogor. Namun mau tdak mau kami harus meluangkan waktu sebentar untuk transit ke Jakarta karena pesawat keberangkatan dan kepulangan kami harus takeoff dan landing di Jakarta. Kenangan itu akan selalu menjadi catatan spesial dalam sejarah kehidupanku. Bersama 4 jam di Juanda karena pesawat delay, bingung mencari taksi atau travel karena sampai di bandara soekarno hatta pukul satu malam, tidak kebagian wisma sehingga adwin dan izzur harus tidur di masjid kampus IPB sedangkan aku, mb vebby dan mb lowita di wisma ammarilis bogor, terjebak macet karena ada aksi mahasiswa dan kehujanan di terminal menunggu Damri. Kenangan dan perjuangan mencari ilmu dalam simposium nasional kepemudaan itu akan selalu melekat erat dalam ingatanku. Bukankah apa yang kita dapatkan kemarin sebanding dengan kelelahan kita disana? Semangat kawan, kita akan berjumpa kembali dipuncak kesuksesan. ^^ 

Perjalanan keduaku ke Jakarta terjadi saat aku harus ke Depok, UI mengikuti kompetisi. Disana aku menemui rekan seperjuangan. Ya, dia adalah sahabatku. Namanya Resti. Teringat saat dia menjemputku di stasiun UI, rela menungguku kurang lebih 2 jam karena aku salah bocking tiket pesawat, mengikuti kemauanku yang saat itu ingin sekali naik bis kuning UI, mengajakku jalan-jalan ke mall sekitar margonda padahal kutahu dia sangat lelah karena aktivitas seharian di kampus, menemaniku shopping untuk membeli beberapa kebutuhan akhwat. Dan kenangan pencopetan di angkota yang kita naiki menjadi sensasi tersendiri saat itu. Oh ya, angkota di Jakarta sangat berbeda dengan Malang, kota pendidikanku sekarang ini. Hemmm, disana persaingan angkot ketat. Jadi wajar kalau ugal-ugalan dan sedikit nakal. Resti mungkin sudah terbiasa menghadapi hal seperti itu. Beda denganku, aku benar-benar syok saat itu. Balap angkot, hemmmm keren sih tapi serem juga. Malamnya kita sharing-sharing tentang pernikahan. Ya, rekanku yang satu ini akan segera menikah. Dia mengajariku banyak hal. Menikah muda. Aku juga ingin sebenarnya. Namun, keinginanku tak sekuat keberanianku. Apalagi keluarga sudah mempersiapkannya. Ya, tinggal menunggu tanggal mainnya saja. He he. 

Resti, dia menunjukkanku satu rak koleksi bukunya tentang pernikahan. Keren sekali, persiapannya sunggguh matang. Tak seperti aku yang masih terkesan setengah-setengah dalam menggenapkan separuh agama. Hu hu. Tapi tak apalah, Allah sudah mempunyai cara tersendiri untuk men-tarbiyah diriku. Resti sangat baik, meskipun saat itu kusayangkan karena dia tak bisa menemaniku saat detik-detik aku meninggalkan Jakarta. Dia harus menunaikan kewajibannya yang lain. Tak apalah, kebaikan dia meminjamiku uang ATM untuk bocking tiket pesawat sudah cukup. Ya, aku baru sadar bahwa aku sudah tak mempunyai saldo ATM saat itu, hanya uang cash. Padahal tiket pesawat online harus dibayar dengan transfer. Selain itu, dua buku pernikahan yang dia pinjamkan kepadaku sudah lebih dari cukup. Terimakasih Resti,, Semoga Allah segera mempertemukanmu dengan seorang yang mampu menjaga izzahmu.

Perjalanan ketigaku ke jakarta adalah saat DIKTI memanggilku untuk presentasi program, disusul perjalanan keempat terjadi saat aku harus mengikuti orasi keilmiahan di gedung kementrian kehutanan dalam rangkaian acara Dua Dekade Dompet Dhuafa, dan kepergianku kali ini adalah perjalananku ke jakarta yang kelima kalinya. Penuh sensasi. Jangan tanya acara apa, rahasia. Kita lanjutkan di catatan selanjutnya...... -to be continued- 08/12/2013 (Eka)

Minggu, 01 Desember 2013

MILAD FORKIM-21, "Muslim Muda Mendunia"

Sabtu (30/11/2013), Forum Kajian Islam dan Masyarakat (FORKIM) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya menyelenggarakan milad (ulang tahun) yang ke 21. Acara diselenggarakan di Lt III Gd C FIA UB. Dalam acara ini didatangkan pemateri-pemateri luar biasa diantaranya Tere Liye penulis novel nasional, Annisa Nur Fitriyah Mahasiswa Berprestasi UB 2012, Amir gunawan aka Wawan Standup Comedi-er terbaik se-Kota Malang dan Bpk Muwafik (Maaf, lupa recordnya. He he).
Acara dimulai pkl 08.30 dengan pembukaan dari ketua umum FORKIM, Andre. Kemudian disambung oleh sambutan Kang Heru selaku alumni FORKIM. Acara yang dibawakan oleh Muh. Fitroh (Calon DPM UB 2014) terkesan santai, tanpa mengurangi esensi dari nilai islam itu sendiri. Para audience disambut meriah oleh Tim Banjari FIA UB yang diketuai langsung oleh PD 2 FIA, Bpk Zainul Arifin. Tepat pkl 09.15 Tere Liye memasuki ruangan peserta. Applouse meriah seolah tersistematis tanpa adanya aba-aba. Pemateri nasional dengan ciri khas casualnya membuat para peserta semakin antusias untuk segera mendengarkan paparannya. Humoris yang tanpa disengaja mewarnai suasana. Simple, intelek dan sederhana menjadi titik perhatian tersendiri bagi para peserta. Bang Tere, sapaan akrabnya. Pada moment kali ini beliau membahas tentang peran pemuda dan semangat kebermanfaatannya. Sesi yang dimoderatori oleh Setya Nugraha (Calon Presiden EM UB 2014) ini mendapatkan antusias yang hebat dari para peserta. Terbukti dari banyaknya peserta yang mengangkat tangan pada sesi tanya jawab.

Good luck buat FORKIM semoga makin mendunia seperti tema yang diangkat “Muslim Muda Mendunia”, Good luck juga buat Kak Nugraha dan Kak Fitroh yang akan mencoba menguji kapasitas pada eksekutif dan legislatif UB. Tak lupa sukses juga buat bang Tere dengan semangat inspirasinya. 01/12/2013 (Eka)

Sabtu, 30 November 2013

Pelangi untuk Mutiara

Tercatat kuat dalam rekam jejak kehidupanku, tepat pada 29 November 2013 dimana kita tidak akan pernah tahu ini berkah atau musibah. Hal yang perlu kita lakukan adalah terus berprasangka baik padaNya. Sinar kekuatan itu mulai terlihat dari binar wajah mereka. Kekuatan untuk mengesampingkan ego pribadi, kekuatan untuk saling melengkapi, kekuatan untuk saling berbagi, dan hal yang terpenting adalah kekeluargaan yang semakin erat dimana hal itu tak akan pernah bisa dinilai dengan besarnya mata uang apapun. Aku tak mengenal mereka banyak. Bahkan bisa dibilang hanya sekedar tahu nama. Tapi sinar mata dan kesungguhan mereka membuat semesta seolah tunduk. Allah benar-benar menuntun kita untuk mengikuti skenarioNya. Merasakan suka duka bersama. Bahkan jika itu merupakan moment terakhir kita, hal yang diingat adalah si  A sangat hebat karena bla bla bla, Si B sangat cerdas karena bla bla bla. Benarlah, hanya kebaikanlah yang akan terkenang. 

Aku tahu bagaimana mereka berjuang. Aku tahu bagaimana mereka berkorban dan aku tahu bagaimana mereka tertawa dan menangis bersama. Yang perlu dipahami adalah bagaimana kita saling memahami dan mengerti serta bagaimana kita saling menyempurnakan satu dengan yang lainnya. Lelah ini seolah hilang saat melihat senyum mereka, penat ini terasa terkikis saat melihat semangat mereka dan beban ini seolah terangkat saat melihat kesiapan mereka untuk berlari membawa tongkat estafet ini. Bukan besar tidaknya acara yang menjadi titik tujuan, namun bagaimana mereka saling mengikat hati. Kekuatan hati yang akan sama-sama membesarkan lembaga ini. 

Aku tak tahu bagaimana menebus pengorbanan mereka, aku tak tahu bagaimana mengganti perjuangan mereka dan aku tak tahu bagaimana harus menghilangkan gejolak-gejolak yang muncul seama kurang lebih tiga bulan kita bersama menempuh perjalanan. Namun ini adalah pembelajaran kehidupan. Tentang arti sebuah pengorbanan, kesabaran dan ketulusan. Bahkan sampai hal yang terjadi kemarin mengikis semua harapan, aku masih melihat secercah cahaya kekuatan untuk mengatasi keterbatasan. Semangat adik-adikku. Tak ada pengorbanan yang sia-sia. Dia hanya tersimpan oleh semesta. Salam akselerasi, salam prestasi :) 30/11/2013 (Eka)

Rabu, 27 November 2013

27/11/2013

Dear Diary,

GPS for EM UB. No campaign content in this note. This about honesty. Just for share, A important learning that I gotten from this event yesterday is about team work. The moment that go on until about 2 hours at widyaloka  gives me awareness about the borne of strength. Someone won’t never strong when they walked alone. During about 2 weeks when I accompanied him as manager, I’m little bit know about him self. But yesterday, All of looked perfectly. All of weakness can be covered by his performance. Last night, He looked as difference. More powerfull and more charism. Ya, It’s right. 

I able to take several conclusion. There are 2 important things that able to make someone is looked perfectly beside the talent and potention. First one, is nearness with God so that all of weakness can be closed by Him. Second one, is supported by all of people arround him who have similarity purposes, vision and misson - so that he has strong backup from behind. 

Setya Nugraha, someone whom I don’t know well. But at present, he tries his capabilities for able to stare at executive. After succesfull took BEM FIA during one year, He carry “GPS” as favorite slogan for expand in university scope. GPS means ber-Gerak, Passion, Solutif.  The explanation of this slogan is we always move- based to our passion it self -for give solution on the problem arround us. Good slogan I guess, :)

Supporting from all of member in his team (Promotor) that totality in action accompanies him to take estafet stick’s EM leadership. Good luck  Setya Nugraha. Hopefully, You can get the best that you want. Salam GPS, Salam Promotor, SATU for EM UB. -Salam juga buat calon yang lainnya :)- (Eka)

Selasa, 26 November 2013

26/11/2013

This weariness have already answered. This surfeit have already eroded. Trying for walk on life which fulled by learning. The life that never guessed how was the result. Yesterday, this upgrading  had made me really know about disorder.  However, the important think was how you know about who are you and believe to your self there is lion inside which slept that have to aroused. 

There are 3 important things that have to plant to your selves. That is who are you, why you must survive and what’s your purpose. Understand well about what’s make you different with each other. At present, only one that have to done, that is attack. #upzz

Ya, this is a life. A long journey that fulled by sharp grovel. In this journey, I saw several people who go back at middle way without reason. I’m trust that they have reason. However, because of no information that’s why the prejudice appear. A little bit intropection, there is a important learning about keep our asking. Must be sensitive in select the point. Which one must be delivered, which one must be kept. Because of when the information which not at the moment yet was delivered, something that not be predicted will be happen like my explanation before. That’s about dissension,,,
Wallahu a'lam (Eka)


Senin, 25 November 2013

Politik Kampus, Penting Tidak???

Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan tetapi hebat dalam tindakan (confusius).

Berbicara mengenai siyasi (politik) dengan satu sisi maka kita mendapatkan jawaban politik itu kotor, dalam agama itu menganjurkan “dakwah” bukan bersiyasi, buat apa lelah memikirkan politik lebih baik memikirkan apa tugas kuliah hari ini, atau untuk apa berpolitik buang-buang waktu saja, perilaku risih pragmatis ini dapat dibuktikan dengan sedikitnya mahasiswa yang berpartisipasi dalam PEMILWA/ PEMIRA.

Apa itu siyasi ? Untuk apa buat partai mahasiswa ? Apa untungnya punya posisi strategis di HMPS, BEM, DPM, DPM-U, BEM-U, UKM, tidaklah cukup dakwah itu dengan bil-hal, bil lisan, dan bil-qalam saja atau untuk apa bertarung dan melakukan spekulasi-spekulasi memperebutkan pengaruh dari elemen gerakan yang lain, atau apakah tidak cukup berdakwah itu secara sturktural dan fardiyah, bukankah kita sudah dalam posisi nyaman untuk saat ini , . . .
Akan ada beribu-ribu pertanyaan, oleh karenanya perlu orientasi yang jelas tentang paradigma gerak kita dan pembacaan komprehensif mengenai medan realita kampus, Hal itu sangat penting untuk menentukan Taktis dan Strategis sebelum benar-benar mantap untuk masuk dalam kancah politik kampus dan yang lebih penting lagi mendapatkan arah yang jelas dalam bergerak.

Pengertian yang sebenarnya mengenai politik dalam Islam akan membawa pada keteguhan gerak dalam menghadapi segala mihnah yang menghadang. Memahami bahwa siyasah adalah sebuah wasilah untuk tahqiq ahdaf al-da’wah (meneguhkan tujuan-tujuan dakwah). Sehingga politik kotor adalah persoalan mental pelaku, dan bukan strategi perjuangan.

Mungkin sekarang perlu melirik keuntungan memasuki arena politik kampus.
(1) Dengan membuat partai mahasiswa dan aktif dalam kegiatan politik, maka ada kesempatan menyuarakan kepentingan kita dan mayoritas mahasiswa konstituen. Secara praktis, tujuan-tujuan dakwah akan tersampaikan melalui lembaga kemahasiswaan baik di HMPS, BEM, DPM, DPM-U, BEM-U, dan UKM.
(2) Dengan mendudukkan wakil di DPM-U, maka kebijakan kampus dapat kita awasi, kontrol dan rekomendasikan.
(3) Mengawali kultur positif tentang pengelolaan lembaga mahasiswa, dengan mengembangkan kultur jujur dan amanah, maka mahasiswa konstituen akan benar-benar merasa terwakili dan diayomi, disinilah nilai dakwah terinternalisasi.

Untuk memaksimalkan sebuah kemenangan, maka perlu memikirkan strategi yang paling menguntungkan bagi dakwah—dengan catatan tidak terseret dalam gelombang pragmatisme.
Strategi yang sebagaimana digunakan rasul dahulu, yaitu al-tahalluf (koalisi) dengan kekuatan perubah dalam struktur masyarakat. Akumulasi kekuatan perubah akan menjadi pressure group paling efektif.
Dalam siyasah, terdapat manhaj perjuangan di tingkat parlemen. Biasa disebut sebagai musyarakah ijabiyah banna-ah (partisipasi positif konstruktif). Dengan metode itu, maka elemen dakwah yang berpolitik, akan terlibat secara maksimal dalam pemberian masukan bagi eksekutif dan pemberlakuan—atau penolakan—sebuah kebijakan
Ingat akan Thariq di tepi Andalusia yang membakar kapal anak buahnya dan meneguhkan perjuangan di depan mata. Mungkin sekarang saatnya kita teriakkan, “Jangan pernah mundur walau setapak, karena mundur adalah pengkhianatan !”

Wallahua’am bissawab. 25/11/2013 (Eka)