Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Sabtu, 16 November 2013

3G (Gara-Gara Gigi) part 1

Berawal pada rasa sakit yang kualami. Aku mencoba memberanikan diri datang kepada orang yang lebih ahli. Ya, dokter gigi. Benarlah, aku mendapatkan sesuatu yang mengejutkan pada salah satu bagian vital dari organ tubuhku, yaitu gigi. Sebenarnya sudah sering aku ke dokter gigi saat berada dirumah. Karena hampir setiap hari aku merasakan kesakitan yang teramat sangat pada gigiku. Namun dokter puskesmas di daerahku tak berani melakukan tindakan. Aku pernah dirujuk ke RSUD Sayyidiman Magetan, kemudiaan RSUD Soedono Madiun, hingga akhirnya yang mampu menanganiku adalah RSUD Syaiful Anwar Malang. Benarlah, aku mempunyai riwayat penyakit serius dan pernah juga harus menjalani terapi selama enam bulan. Saat dokter di puskesmas daerahku menyatakan bahwa ini sudah final dan sudah tak bisa lagi ada tindakan pada gigiku, harapanku kandas. Aku membiarkan gigiku yang menjadi penopang makan keseharian (geraham) menjadi taruhan. Mau gimana lagi? Dan tanpa kusadari 2-3 tahun aku bertahan dengan gigi itu menyebabkan penyakit komplikasi pada tubuhku. Aku sudah tak mampu lagi mengunyah secara maksimal sehingga hal itu menyebabkan infeksi pada lambungku. Bagaimana tidak, gigi gerahamku kiri sudah tak ada dan kini gigi gerahamku kanan sudah menjadi istana bagi mereka, bakteri. Pengalaman keracunan makanan semakin memperkeruh kondisi lambungku dan tamatlah, alhasil aku harus opname di RS Unisma selama satu minggu. Beruntunglah aku mempunyai banyak teman yang setia menjagaku siang dan malam.
Dan kini barulah aku merasakan efek dari aku membiarkan gigi geraham kananku menjadi rumah yang nyaman bagi bakteri. Terjadilah pembengkakan yang parah pada tanggal 6 November 2013. Kubiarkan hal itu karena mungkin aku sudah terbiasa melawan rasa sakit pada tubuhku. Namun bengkak itu semakin parah. Aku sudah tak mampu makan lagi, hal tersebut membuat tubuhku semakin lemah. Dan aku sudah tak berani mendatangi puskesmas daerahku. Pasti akan diarahakan ke RSUD lagi. Andai saja mereka tahu bahwa aku sangat trauma dengan rumah sakit karena pernah satu bulan opname pada awal 2011 dulu. 
Bermodal rasa sakit ini, aku kembali ke Malang. Banyak sekali urusan yang harus segera kuselesaikan. Namun sakit ini benar-benar tak bisa diajak komproni. Dan endingnya pada hari Rabu 13 November aku diantar adik kontrakan ke poly gigi RSA Universitas Brawijaya....-to be continued- 16/11/2013 (Eka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar