Kenapa masa depan menyimpan misteri, karena disanalah kita belajar merencanakan, berikhtiar, berharap, cemas dan ujungnya KehendakNya lah yang menentukan

Senin, 18 November 2013

3G (Gara-Gara Gigi) part 2

Pada saat kunjungan pertama dokter menyatakan bahwa aku sudah terlambat untuk membawa gigiku kesana. Lubangnya sudah cukup parah dan terjadi pembengkakan. "Luka pada gigi sudah sangat serius karena bakteri sudah sangat dalam masuk ke pulpa", itu katanya. "Ya dok, memang sepekan kemarin bengkak dan aku tak berani membawanya ke dokter gigi. Mulai hari minggu kemarin memang sudah bengkak dok. Namun Ini sedikit reda". Itu yang kusampaikan, meskipun benjolan masih ada. Ya, dokter itu sepertinya tahu kalau aku mengalami infeksi berat. Setelah dilihatnya, bergegaslah dokter itu menyuruhku menempati kursi panas, kursi pasien gigi-yang lihat alatnya aja aku udah ngeri. Dipaksalah aku kesana. Alat-alat mulai dari ukuran peniti sampai obeng dikeluarkan semua. Aku tak berani melihatnya. Dimasukkanlah alat-alat kecil seperti paku pines kedalam mulutku. Gigiku serasa ditarik-tarik. Dan keesokan harinya kutanyakan pada kakak tingkat yang kebetulan jurusan kedokteran gigi "itu namanya dibersihkan dik, agar infeksi tidak semakin parah". Huh, syukurlah aku sedikit reda. "Jzzzzzzzzzzz", dokter itu menyemprotku dengan anti bakteri kemudian memasukkan kembali paku-paku pines itu dan menariknya. Berulang-ulang. Bukan paku pines sebenarnya, entahlah aku tak tahu namanya. Sakit banget, tapi mau gimana lagi. Alhamdulillah selesailah operasi kecil itu setelah kurasakan beberapa alat masuk kedalam mulutku. Huh, aku hanya bisa bergidik. 
Dokter itupun memberikan dua buah obat kepadaku, yaitu clyndamisin dan asam mefenamat. Kulihat dosisnya, tak tanggung-tanggung dokter itu menyampaikan. Clyndamisin 300mg harus terminum sehari empat kali sedangkan asam mefenamat harus diminum seperti layaknya makan, tiga kali sehari. 
"Giginya sudah infeksi, tapi masih bisa dirawat. Jadi tak perlu dicabut. Karena kalau dicabut nanti adik akan kesulitan untuk mengunyah. Bisa sih, namun pake gigi pasangan. Dan itu banyak sekali kelemahannya". Dokter itu memberikan tausiyah singkat kepadaku. Oh tidak, aku tak ingin nasib gigi geraham kananku sama seperti saudaranya. "Ya dok, dirawat saja. Saya juga tak mau gigi pasangan" jawabku sambil meringis menahan sakit. "Baiklah, obat ini dihabiskan. Kalau sudah habis kesini lagi." 
Pulanglah aku dengan sedikit lega karena gigiku masih bisa diselamatkan. Dengan semangat, kuminum obat yang diberikan sang dokter. Gigiku gak reda nyerinya, namun semakin bertambah dan sakit itu memuncak saat menjelang tidur. Aku hanya bisa berguling-guling tak karuan pada tempat tidurku ditemani beberapa bonekaku. Duh, ini obat apa? Mulailah aku 'kepo' dengan obat-obatan tadi melalui mbah google. Dan ternyata, tidaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk .... >_<  -to be continued- 18/11/2013 (Eka).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar