Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (QS Al-Baqarah ayat 83)
Keluarga, ya keluarga. Hal besar yang selama ini kuanggap kecil dalam hidupku. Sesuatu yang selalu aku lupakan, sesuatu yang selalu aku anggap remeh. Bapak dan ibuku, sosok tubuh lemah yang seharusnya kubantu. Sosok tubuh rapuh yang semakin hari semakin berkurang kekuatannya untuk menopang kehidupanku. Tak sewajarnya aku melupakannya, bahkan tak menyempatkan untuk mengirim pesan singkat untuknya. Ah, betapa naifnya aku. Betapa sombong dan angkuhnya diriku.
Kini ku besar bukan karena diriku, kini ku hebat bukan karena kekuatanku. Tapi karena do'anya. Do'a yang selalu bibir kecil itu ucapkan kala sujudnya. Do'a yang selalu beliau lantunkan disaat sela-sela waktu kerjanya. Benarlah, deras keringat itu menjadi saksi bisu semua pengorbanannya, semua perjuangannya.
Apa? Apa yang sudah kamu berikan untuk mereka.
Apa? Apa yang sudah kamu balaskan atas semua yang mereka berikan?
Sudah cukup. Bebannya sudah terlalu berat. Senyumnya sudah cukup membungkus semua perihnya. Sayu matanya sudah cukup menutup semua sakitnya. Kini, saatnya aku membalas. Bapak, ibu jujur dalam hatiku kuingin ucapkan bahwa aku sangat mencintaimu. Dan aku akan selalu membutuhkanmu sampai akhir hidupku. Tetap iringilah langkahku dengan do'amu. Aku berharap akan menemui simpul senyum di akhir hayatmu. Senyum karna kau melihat kesuksesan anak anakmu pada detik terakhir usiamu. 12/11/2013 (Eka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar