Berbicara soal pemimpin, saya mengutip dari blog seseorang. Dia sangat pandai ber-retorika, didukung oleh penampilan wajahnya yang mempesona. Pun gaya bahasanya juga memikat. Beberapa pertemuan saat dia tampil didepan umum, sama sekali tak terlihat tampang emosinya. Kucoba mencari informasi tentang dirinya dan ada beberapa argumen bagus darinya. Heem, bisa sih dijadikan standard berbicara seorang pemimpin secara ideal. Kini akan aku coba bagikan.
CERDAS, KRITIS, OBJEKTIF, BERSIH, KEPALA DINGIN, DAMAI, SANTAI
Teman-teman. mari kita menanggapi isu-isu yang saya angkat dengan penuh semangat!!!!! Dewasa ini, mengingat maraknya hal-hal yang melanggar norma dan kesalahpahaman komunikasi pada komentar blog, maka mohon untuk dipatuhi hal-hal berikut:
1. Cerdas : Jangan asal ceplas-ceplos, pakai dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Kritis : Visi kita harus sinkron dengan realitas, gak cuma asumsi pribadi.
3. Objektif : Berpikirlah untuk kemaslahatan bersama, jangan subjektif yang berarti memandang dari satu sisi atau mementingkan kepentingan sendiri/golongan tertentu.
4. Bersih : No explicit dirty content please (SARA, kata-kata kotor, dsb.) silakan menggunakan sindiran pedas nan cerdas bila perlu. ^^
5. Kepala dingin : Don't judge a book by it's cover (jangan hukum buku dengan koper?) maksudnya, jangan praduga dulu melihat sebuah isu, atau pihak2 dibalik isu tersebut. Dengan berpikir akan citra-citra negatif sebelum terjun melihat isu secara keseluruhan, objektifitas kita akan berkurang.
6. Damai : Siapapun yang berkomentar dengan syarat-syarat di atas sudah dipenuhi, Insya Allah berpendapat untuk solusi terbaik dan kebaikan bersama. Jadi jangan berdebat dengan emosi membara. Luapkan emosi untuk berpikir dan berargumentasi membela pendirian masing-masing. Okay???
7. Santai : Biar lebih akrab, bahasanya santai aja, ga perlu EYD atau Proper Grammar, yang penting ngerti lah. Biar suasananya menyenangkan. Terlepas dari anjuran untuk menerapkan berbahasa yang baik dan benar seraya mengembalikan jati diri bangsa Indonesia sesuai Sumpah Pemuda, saya yakin bisa diterapkan atau dipelajari di ranah yang lebih formal atau yang lebih memerlukan.
*(Keterangan di atas bukan definisi, tapi deskripsi spesifik). 15/11/2013. (Eka). Copas from wocilv.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar